Tải xuống ứng dụng
47.61% Edgar's Prisoner / Chapter 40: Something Wrong

Chương 40: Something Wrong

Di apartemen, Hanna tengah dipeluk oleh Edgar. Dia menuruti kemauan Edgar, yang penting mereka tidak melakukan lebih walaupun sesekali tangan kekasihnya tidak bisa diam.

"Sayang, aku sangat mencintai kamu," kata Edgar.

"Aku juga. Jangan tinggalin aku," balas Hanna dengan jarinya yang menyentuh lembut pipi Edgar.

Tangan Edgar masih mengusap lembut lengan Hanna. Dia ingin bermain lagi.

"Sayang, aku mau tidur. Jangan lagi, aku capek," rengek Hanna.

"Baiklah, kita tidur seperti ini," balas Edgar.

"Iya," kata Hanna. Dia memejamkan matanya, dia sudah lelah seharian bekerja.

Edgar memandang wajah Hanna yang terlelap. Dia rasanya tidak ingin berpisah dengan Hanna sama sekali. Dia mengepalkan tangan begitu merasakan ponsel dia berbunyi, lalu dia langsung buru-buru mengangkatnya saat tahu siapa yang menelepon.

"Tuan, saya sudah di dalam apartemen. Tuan di mana? Saya merindukan kamu," kata seorang wanita. 

"Sabar, aku membutuhkanmu sekarang untuk memenuhi kebutuhan aku," bisik Edgar menggeram. 

Edgar merasa ingin hal lebih itu sekarang juga, tapi dia tidak mau menyakiti Hanna. Dia berjalan perlahan keluar dari kamar lalu merapikan pakaiannya kembali. 

Ting Tong

Edgar menekan bell apartemen sebelah. Dia langsung melangkah masuk saat pintu terbuka.

"Tuan," kata seorang perempuan yang sedang berjongkok sambil berjalan ke arah Edgar.

"Ayo bangun," kata Edgar.

Edgar membawa tubuh perempuan itu ke dalam.

"Betty, malam ini kamu indah sekali," kata Edgar mengusap tubuh Betty yang memakai pakaian tipis.

Mereka saling berpelukan tanpa menyadari di balik pintu ada sepasang mata yang meneteskan air mata saat melihat apa yang dilakukan Edgar. Perempuan itu melihat bagaimana Kekasihnya berpelukan dengan wanita lain selain dia. Bukan hanya berpelukan, tapi melakukan hal lebih dari yang pria itu lakukan padanya. Dia menutup mulut saat rasa sakit mendera hatinya saat ini. Dia memilih melangkah kembali ke dalam apartemennya lalu menutup pintu. Tubuh dia merosot dan dia mulai menangis tersedu-sedu.

"Edgar, kenapa kamu tega melukai aku? Kenapa kamu menduakan aku? Apa salah aku? Aku tahu aku berhutang budi. Bahkan aku sudah rela kamu lakukan apa pun pada diriku walaupun tidak sampai tahap lainnya," gumam Hanna menutup mata.

***

Di unit apartemen sebelah, Edgar dan Betty sudah menghabiskan malam bersama. Betty saat ini tengah memeluk Edgar.

"Betty, saya harus kembali. Lepaskan tangan kamu dan kamu bisa beristirahat di sini atau langsung pulang," kata Edgar.

"Saya kira Tuan akan memberikan apartemen ini untuk saya," balas Betty.

"Jangan banyak menuntut, Betty. Kamu harus sadar kamu itu siapa," kata Edgar membuat hati perempuan itu terasa sakit. 

"Tuan mau ke mana?" tanya Betty begitu Edgar bangun dari ranjang.

"Saya mau ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan nanti langsung pergi," jawab Edgar.

"Tuan, ini sudah hampir menjelang pagi, apa tidak salah Tuan pulang sekarang? Apa tidak bisa nanti saja?" tanya Betty.

"Betty, saya sudah bilang pada kamu untuk tidak ikut campur urusan saya," tegur Edgar.

"Maaf, Tuan," balas Betty menunduk. 

Edgar pergi ke kamar mandi. Dia membersihkan seluruh tubuhnya yang terasa lengket karena keringat dengan air dari shower.

***

Hanna yang berada di unit apartemen dia bersama Edgar tidak bisa memejamkan mata. Dia terus menatap langit-langit dengan mata berurai air mata. 

Tap tap

Hanna mendengar suara langkah kaki menutup dirinya dengan selimut. Dia tahu siapa yang sudah masuk ke dalam unitnya.

"Hanna, kenapa menutup diri kamu begini? Apa kamu kedinginan?" tanya Edgar.

Edgar mendadak mendengar isakan tangis langsung membuka selimut itu hingga menampilkan wajah kekasihnya yang berlinang air mata.

"Ada apa, Sayang? Ada yang menyakiti kamu?" tanya Edgar menangkup wajah kekasihnya.

Hanna menatap mata Edgar. "Kenapa kamu tega menyakiti aku begini?" gumam Hanna.

Tangan Edgar yang memeluk Hanna ditepis perempuan itu. 

"Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedih saja karena tidak tinggal bersama orang tuaku lagi," kata Hanna.

"Loh, kamu sudah besar, Sayang, kita bisa memulai semuanya berdua," balas Edgar.

"Iya aku tahu, tapi aku merasa seperti simpanan kamu, bukan sebagai kekasih kamu," kata Hanna.

"Kata siapa, Sayang? Ini sudah menjelang pagi dan kamu juga belum tidur lama, mari kita istirahat," balas Edgar.

"Aku mohon lepasin aku. Aku butuh waktu sendiri, bisakah kamu ke kamar lain?" tanya Hanna.

"Hanna, ada apa? Jangan membuat aku bingung, aku tidak bisa tidur tanpa memeluk kamu," balas Edgar.

"Tidak usah banyak tingkah. Aku capek, sebenarnya kamu anggap aku ini apa?" tanya Hanna.

"Kekasihku, Hanna. Lebih baik kamu tidur, jangan marah-marah mulu. Nanti cepat tua," jawab Edgar.

Hanna sama sekali tidak menjawab candaan Edgar. Dia membaringkan diri di ranjang dan langsung membelakangi Edgar membuat pria itu geleng-geleng kepala, tapi dia tetap memaksa memeluk Hanna hingga mereka terlelap kembali.

***

 

Di kediaman Royce, Frank dan Gisel saling melepas rindu. Gisel yang masih berada di samping kekasihnya menatap Frank yang seperti tidak mood dengannya.

"Sayang, kenapa kamu diam aja sih?" tanya Gisel.

"Tidak apa-apa. Aku hanya lelah, kita tidur yuk," balas Frank.

"Maafin aku, Gisel. Aku jadi kepikiran sama Hanna, kekasihnya Edgar. Kalau Edgar tidak mau dengan gadis itu, aku menginginkannya," gumam Frank.

Gisel menatap Frank yang melamun lagi. Dia jadi berpikir kalau kepala pria itu pasti terbentur sesuatu.

"Dia lagi mikirin apa sih?" gumam Gisel.

"Sayang, kamu ada masalah apa? Soal kerjaan bukannya lancar semua?" tanya Gisel.

"Iya lancar, aku cuma capek aja," jawab Frank.

Frank memejamkan mata dengan paksa. Dia tidak mau Gisel banyak berbicara dan membuat kepalanya menjadi pusing.

"Aku harus menyelidiki apa yang terjadi dengan Frank sampai banyak pikiran gini," gumam Gisel.

"Gisel, tidur. Ngapain melamun?" tanya Frank.

"Maunya dipeluk," jawab Gisel memeluk Frank.

"Sini," pinta Frank memeluk Gisel erat.

***

Menjelang pagi, matahari menampakkan cahayanya. Seorang perempuan yang baru saja bangun dan masih berbaring di atas ranjang meraba sisi sebelahnya. 

"Paling sudah berangkat kerja, seperti biasa aku ditinggal," gumam Hanna.

Hanna masih ingat jelas percintaan gila kekasihnya dengan seorang wanita. Dia tidak melihat jelas wanita itu siapa, dia ingin Edgar jujur padanya.

"Kenapa Edgar selingkuh?" gumam Hanna.

Hanna berjalan gontai keluar dari kamar. Dia mengernyitkan dahi saat melihat seorang pria sedang berada di ruang makan.

"Hai, Sayang. Selamat pagi," kata Edgar dengan senyum manisnya yang bisa membuat para perempuan akan jatuh cinta.

"Pagi. Kamu tidak kerja?" tanya Hanna duduk di kursi ruang makan sambil memperhatikan Edgar yang tangannya sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Kenapa dia terlihat tampan dengan celemek itu? Hanna, jangan terhipnotis dengan celemek bodoh itu," gumam Hanna. 

Edgar menyajikan sarapan di meja makan. Dia melihat Hanna hanya diam saja melepaskan celemek yang dia pakai lalu duduk di hadapan kekasihnya. 

"Sayang, kenapa melamun?" tanya Edgar.

"Tidak ada. Mari kita makan," jawab Hanna.

"Sayang, kamu kenapa? Tidak ada yang mau kamu ceritakan pada aku?" tanya Edgar.

"Tidak ada," jawab Hanna sambil menyuapkan makanan ke mulutnya. 

"Ada apa dengan Hanna? Aku tidak bisa didiamkan begini dan tidak jelas. Dasar perempuan," gumam Edgar.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C40
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập