"Selama nyawaku masih ada, aku tidak akan pernah menyerah. Lebih baik mati daripada harus melakukan hal itu," jawab Zhang Yi dengan ekspresi wajah sungguh-sungguh.
Setelah ia berkata, Pedang Dewa Naga yang ia genggam langsung diputarkan. Lapisan putih keperakan seketika memburu ke depan. Persis ke arah si Gendut Pucat.
Nampaknya pemuda itu merasa marah karena sudah beberapa kali lawannya berkata demikian.
Serangan Pendekar Naga Putih memburu. Setiap tusukan dan tebasan pedang yang ia berikan, semua itu mengandung kekuatan hebat. Seolah-olah dalam setiap gerakannya Zhang Yi sudah meluapkan kemarahan yang ada.
Si Gendut Pucat tersenyum dingin. Ia sudah bisa mengukur sampai di mana batas kemampuan pemuda serba putih itu. Walaupun tenaga dalamnya sudah bisa dibilang sempurna, tapi baginya hal itu saja belum cukup.