"Hah!" Yena terbangun tiba-tiba.
"Ada apa?" Lucifer yang berada di sampingnya terkejut.
"A-aku mimpi buruk." Yena menyeka keningnya yang terasa basah.
Lucifer meletakkan bukunya di samping kemudian menyentuh pipi Yena yang dingin. Wajah perempuan itu pucat. Ketakutan, kaget, dan kecemasan menjadi satu di wajahnya.
"Katakan padaku, kau mimpi apa?" tanyanya lembut.
Yena memeluknya erat-erat. Lucifer merasakan napasnya memburu.
"Yena?" Ia tiba-tiba curiga satu hal.
"Apa … kau mimpi tentang aku?"
Yena hening.
Lucifer menghela napas dan mencium pundaknya.
"Kau mimpi tentang aku, yah?" Ia merasa sangat tidak nyaman. Adakah sesuatu yang bisa membuat Yena ketakutan seperti itu kecuali dirinya?
"Yena …, maafkan aku." Saat mengingat hal itu Lucifer hanya ingin meminta maaf dan meminta maaf.
"Itu … haha …." Yena malah tertawa. Ia melepaskan pelukannya.
"Kenapa? Kau sungguh memimpikan aku?" Lucifer manatapnya dengan cemas.