"Tidak. Dia melakukan itu atas kemauannya sendiri. Aku tak memaksanya." Achazua membantah.
"Benarkah?"
"Aku bukan orang sebrengsek itu. Dewi Agung telah memilihku, tentu dia sudah mempertimbangkan sifatku. Aku tidak akan memaksa orang lain berbuat begitu."
"Baiklah. Kami percaya, memang sulit dipercaya kau begitu. Namun, fakta bahwa kau juga terobsesi dengan hal seperti itu juga sulit dipercaya, Jendral. Lalu tentang keabadian yang yang kau cari tahu mati-matia itu? Jelaskanlah pada kami," pinta Yena.
Achazua tampak menghela napas.
"Itu semua murni hanya ketertarikanku. Tolong berhentilah mencari tahu tentang hobi pribadiku, itu sangat mengganggu."
"Jendral Jendral. Kami juga tidak akan mencari tahu sampai seperti ini kalau saja kau mau terbuka pada kami. Maka katakanlah sejujurnya rahasia apa yang kau sembunyikan," ujar Jaelie.
"Aku tidak punya rahasia apa pun." Acazua terus mengelak.
"Kalau begitu biarkan kami memasuki rumahmu," ucap Yena.