Bram pulang dari rumah dukun itu, dia benar-benar marah karena Narsih yang berada di dalam foto itu dari mana dia tahu kalau dia mengambil foto itu dan menunggu Nona. dasar hantu sialan. Bisa-bisanya dia membuat aku malu, awas kamu Narsih aku akan buat perhitungan denganmu.
Bram begitu geram karena dia tidak bisa membuat Nona bertekuk lutut. Jalan satu-satunya dia harus bertemu dengan Nona langsung dan membawa foto itu ke rumah dukun tadi dan mengguna-gunai Nona.
"Pak Bram, mau ke mana lagi kita?" tanya pak supir dengan hati-hati.
Bram menghela nafas dan menatap pak supir dengan wajah datar. "kenapa tidak bilang itu hantu sialan itu?" tanya Bram dengan wajah kesal.
Pak supir membolakan bola matanya sejak kapan dia tidak mengatakan pada majikannya. "saya sudah katakan pak, dari awal itu saya katakan, tapi pak Bram tidak mendengarkan saya," kata pak supir kepada Bram.