Chris menghela nafasnya dengan kasar, kemudian tatapannya dia fokuskan kepadaku. kemarahannya seperti sudah ingin meledak-ledak, bagaikan bom atom yang siap akan meluluh lantakkan area sekitarnya.
Begitu pula dengan Kemarahan Chris, yang pastinya sebentar lagi akan membuat tubuhku gemetaran. Christian melepaskan pegangan tangannya dari setir yang sedari tadi dia kendalikan. Kemudian dia melipat kedua tangannya di dada dengan sempurna.
"Kamu dari tadi berada di mobil, Nes? Santai-santai lihatin aku yang paniknya setengah mati, takut anak orang hilang. Pasti Kamu sengaja sembunyi dari ku, dan membiarkan aku kesana-kemari sibuk mencari kamu sendiri. Puas kamu sudah ngerjain aku?" Protes Chris hembusan nafasnya terdengar tidak teratur dengan baik.