"Bodoh!" gumamnya.
Sarah mengambil duduk di salah satu sofa, ia menyandarkan punggung sambil memejamkan kedua mata. Dengan gerakan tangan, wanita itu meminta Eve untuk mendekat.
Sambil menunduk takut, Andine melangkah mendekati wanita itu, istri sah Ben di mata dunia.
"Pijatkan kepala saya," titah Sarah dengan mata terpejam.
Andine menelan ludah, di samping itu ia menghela napas lega. Tadinya, ia berpikir bahwa panggilan Sarah untuknya adalah karena ia sudah berani membicarakan sang nona di belakang.
"Baik, Nona," jawab Andine, ia segera mendekat dan mulai memijat kepala wanita itu.
Rambut Sarah terasa lembut di tangan Eve, aroma shampo begitu harum menggelitik indera penciumannya. Jauh di dalam hati, Andine memang mengagumi sosok Sarah.