Gadis itu tengah merasa putus asa, hatinya gelisah, semenjak mendengar obrolan para majikannya saat di villa tadi.
Ponsel Andine kembali berdenting, pesan yang dikirim dari orang yang sama kembali masuk. Namun, gadis itu tetap tak berniat melihatnya.
"Tuan dan Nona adalah pasangan yang serasi, seharunya. Andai kalian berdua mau sama-sama berdamai dan membuka hati, aku yakin, Tuan pasti akan langsung menyingkirkanku. Siapalah aku, Tuan? Jika Nona Sarah menyadari pesona yang kau miliki, Nona pasti akan langsung jatuh hati." Andine tersenyum getir, samar-samar ada embun di kedua mata indah itu.
"Saya tidak akan ada di antara kalian berdua, saya hanya benalu di kehidupan kalian." Andine memejamkan mata, dan tanpa disadarinya setetes kristal bening meluncur bebas dari sudut matanya. Andine menangis tanpa suara, menikmati rasa sakit di dadanya yang sejak tadi berusaha ia tahan. Sebab, hanya di sinilah ia bisa menumpahkannya, seorang diri.