Arjuna mengangkat satu tangan. Sayapnya menghilang. Detik itu juga waktu kembali berjalan normal. Itu berarti panas matahari juga kembali menyengat Hee Young.
Wanita itu refleks menutupi wajah dengan satu tangan. Matanya menyipit menahan silau sinar matahari.
"Bukan karena kamu manusia," koreksi Arjuna. "Tapi karena kamu adalah satu-satunya wanita yang berhasil merebut hati jenderal besar kami."
Hee Young mendongakkan pandangan menatap Arjuna.
"Kisah cinta Jenderal Haes-sal selalu legendaris. Ratusan tahun kami mengetahui hatinya hanya untuk seorang dewi. Namun, kamu berhasil mencuri hati sang jenderal, bahkan menang telak dengan menikahinya."
"Aku tidak mencuri Haes-sal." Wajah Hee Young memerah.
"Kalau kata orang-orang di sini namanya menikung." Arjuna berseloroh. "Haes-sal masih menjaga cintanya pada istri seorang dewa dan kamu datang membawa cinta suci."
"Astaga. Aku tak tahu jika para malaikat juga gemar bergosip." Hee Young geleng-geleng kepala.