"Niel, sudah kubilang jangan mendekat!" Ivone kembali berseru.
"Apa? Kenapa kamu begitu takut denganku? Aku hanya ingin melepaskan ikatan tanganmu ini. Sudah waktunya untuk makan siang, Sayang," ucap Niel seolah masih ingin menggoda Ivone yang menurutnya selalu tampak lucu dan menggemaskan. Sementara Ivone yang mendengar hal itu hanya mendengkus pelan.
"Harusnya tak perlu sampai seperti ini. Ah, tanganku rasanya kebas sekali," ucap Ivone menggerakkan jemarinya yang sudah bebas setelah tali ikatan yang membelenggunya terlepas.
"Lalu, membiarkanmu kembali berusaha meloloskan diri?" Niel mengangkat sebelah alisnya. "Aku cukup heran denganmu, Ivone. Padahal usaha yang kamu lakukan selalu saja gagal, tetapi kamu tak pernah menyerah. Benar-benar keras kepala sekali." Niel mencibir, kemudian pria itu mengembangkan senyumnya. "Tetapi tak apa. Aku suka dengan wanita yang seperti itu," lanjut pria itu.
"Tetapi ngomong-ngomong, memangnya tempat ini masih kurang nyaman untukmu?"