Erick yang mendengar ucapan itu seketika terdiam di tempatnya. Begitu pula dengan Bianca yang juga terdiam akibat debaran jantung yang semakin terasa tak menentu akibat kepercayaan dirinya dalam mengungkapkan perasaan itu. Dalam hati Bianca terus meneguhkan hati dan mempersiapkan diri. Bagaimana pun ini sudah menjadi pilihannya. Jadi, nanti, apa pun yang akan terjadi dia juga harus siap menanggung semua akibatnya.
Sejenak angin bertiup menyeruak melewati tiap-tiap helai rambut hitam Erick dan Bianca. Membuat udara di sekitar mereka kian bertambah dingin dan terasa begitu membekukan. Pepohonan pun dengan arogan menggerakkan tiap ranting-ranting kecilnya, seolah memaksa daun yang sudah kuning melepaskan cengkeramannya di sana, tidak peduli daun itu menolak atau tidak.
Sementara itu, langit malam turut semakin mempercepat tugasnya dalam membubuhkan kegelapan di sekitar, menambah sepi suasana di antara dua sejoli yang tengah saling terjebak dalam perasaannya sendiri itu.