Semua pasukan perlahan mundur dengan teratur. Arthur berdiri di antara kedua pria yang mengaku Evan. Pria itu akan menjadi pengadil ketika keduanya bertarung.
Peraturannya sederhana, seseorang dikatakan menang jika lawannya menyerah atau tewas. Pertaruhannya adalah kepemilikan identitas Evan dan kekuasaan absolut di pemerintahan
Evan langsung mencabut pedang hitam miliknya, begitu juga dengan pria bertopeng yang mulai menarik pedang putih dengan gagang dan ornament emas yang menyilaukan.
Terasa oleh Evan, inti jiwanya mulai terserap ke dalam pedang, menyebabkan ada rasa benci yang perlahan timbul di hatinya ketika melihat manusia di sekelilingnya.
Pikirannya mulai terganggu, terdapat bisikan-bisikan halus yang masuk ke telingannya memberitahu untuk membunuh semua manusia di tempat tersebut.
Pertarungan belum dimulai tetapi Evan sudah mengerang kesakitan. Tangan kanannya memegang kepala pemuda tersebut yang terasa pening dan berdenyut dengan keras.
"AARGH!"
Terima kasih telah membaca.
Simak terus kelanjutan kisahnya yah.