Tải xuống ứng dụng
91.66% SEASON 2 TERANG DALAM GELAPKU / Chapter 77: Part 33

Chương 77: Part 33

" Bagaimana Aba?" tanya Zibran.

" Dia baik-baik saja!" kata Regina.

" Dia..."

" Dia Dokter Aksa, yang menangani Abamu!" kata Regina.

" Terima kasih, Dok!" kata Zibran mengulurkan tangannya dan disambut oleh Aksa.

" Sama-sama!" jawab Aksa.

" Ayo, Dok!" ajak Regina.

" Iya!" jawab Aksa.

Aksa tidak bisa berkonsentrasi dengan baik saat visite pasiennya yang sedang rawat inap di rumah sakit itu. Dia masih geram dengan ucapan Harun tentang dirinya. Ponselnya bergetar saat dia akan memeriksa seorang pasien.

" Maaf, Dok! Suami saya masih shalat!" kata seorang ibu.

Aksa melihat di atas brankar, si bapak sedang melakukan gerakan shalat dengan duduk. Apa kamu shalat? Maaf, saya salah memilih! pertanyaan dan pernyataan dari Harun terngiang-ngiang di telinganya.

" Semua bagus! Besok bapak sudah bisa pulang!" kata Aksa saat memeriksa bapak yang telah berbaring di brankarnya setelah shalat.

" Alhamdulillah! Terima kasih, Dok!" kata bapak dan istri serta seorang anaknya.

Aksa menatap ketiga orang di depannya itu.

" Ada lagi, Dok?" tanya perawat yang mendampinginya.

" Kalian pakai PIB?" tanya Aksa sambil melihat rekam medik dan laporan milik si bapak.

" Iya, Dok! Kami kurang mampu jika pakai yang mandiri, karena suami saya dan anak saya hanya seorang kuli!" kata si ibu.

" Apa kalian kesulitan ekonomi?" tanya Aksa lagi.

" Alhamdulillah tidak, Dok! Allah telah memberikan apa yang kami butuhkan sehingga kami bisa hidup dengan berkecukupan!" jawab si ibu lagi.

" Tapi kalian tidak bisa ikut mandiri!" kata Aksa lagi.

" Tidak apa-apa, Dok! Yang penting kami bisa berobat dengan gratis, Allah SWT yang menentukan hidup dan mati manusia. Pakai mandiri atau PIB, kalau Allah SWT masih menginginkan kita hidup, kita akan diberikan sehat!" tutur ibu itu bijaksana.

Aksa menghela nafasnya, begitu mendengar apa yang dikatakan oleh wanita paro baya itu. Apakah selama ini aku aku salah? batin Aksa.

" Saya permisi, mudah-mudahan sehat terus ya, pak!" kata Aksa bersama perawat pendampingnya kemudian undur diri dan pergi keluar untuk mengunjungi pasien lainnya.

Ponsel Aksa kembali bergetar, diraihnya ponsel tersebut dari dalam saku celananya. Nama Chelsea sayang tertera di layar ponselnya, bibirnya tersenyum, dia sangat merindukan tunangannya itu.

" Halo, sayang!" sapa Aksa

" Baby! Apa kamu sangat sibuk?" tanya Chelsea.

" Lumayan, nanti ada operasi ringan!" kata Aksa.

" Jam berapa?" tanya Chelsea dengan nada manja.

" Kira-kira jam 7 malam! Kenapa memangnya? Kedengarannya serius banget!" kata Aksa lagi.

" Nggak ada! Nanti aku telpon lagi, karena aku ada kelas 30 menit lagi!" kata Chelsea.

" Ok, sayang! I love you so much!" kata Aksa.

" Me too! Emmmuachhh!" jawab Chelsea.

" Muachhhhh!" Aksa mencium ponselnya membayangkan bibir Chelsea yang lembut.

Sedangkan perawat yang mendampingi Aksa sedikit gugup dan salah tingkah mendengar kemesraan Aksa dan Chelsea. Dia hanya terdiam sambil berjalan mengikuti dokter yang tampan dan menjadi idola rumah sakit itu.

Aksa memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya setelah Chelsea mematikan panggilan Aksa. Aksa sangat mencintai Chelsea dan memuja wanita itu. Dia bertemu Chelsea saat mereka sama-sama kuliah di London. Saat itu Chelsea masih menjadi kekasih seorang pengusaha dari Indonesia yang kebetulan anak dari teman papa Aksa. Mereka bertemu saat Chelsea mengalami pendarahan akibat keguguran. Sedangkan Aksa saat itu adalah dokter muda yang sedang bertugas jaga. Aksa langsung jatuh cinta melihat kecantikan Chelsea, tapi dia harus mengubur keinginannya untuk mendekati Chelsea, karena wanita itu telah memiliki seorang kekasih. Mereka bertemu lagi 6 bulan kemudian saat Chelsea sudah putus dengan kekasihnya yang ternyata menikah dengan wanita lain. Aksa yang membantu Chelsea untuk bangkit dari keterpurukan Chelsea karena ditinggal kekasihnya. Dengan sabar Aksa membuat kepercayaan diri Chelsea timbul kembali dan pulih seperti sedia kala. Dan akhirnya Aksa menyatakan cintanya setelah 6 bulan mereka bersama. Mereka bertunangan 6 bulan yang lalu, jadi sudah hampir 2 tahun mereka bersama dan 3 bulan lagi Chelsea akan lulus S2.

" Sudah semua, Des?" tanya Aksa pada perawat yang bersamanya.

" Sudah, Dokter! Ini tadi yang terakhir!" jawab perawat yang bernama Desi itu.

" Bagus! Saya ada operasi jam 7 nanti, tolong kamu bilang ke poli kalo saya tidak bisa datang dan akan digantikan Dr. Donni!" kata Aksa.

" Iya, Dok!" jawab Desi.

Aksa berjalan menjauhi Desi untuk kembali ke ruangannya, dia masuk ke dalam lift dokter dan menekan huruf Lb. Pintu lift terbuka dan Aksa berjalan menuju ke ruangannya. Tanpa sengaja dia melihat Fiza yang sedang berjalan menuju ke arah lift pengunjung. Seorang anak kecil berlari dan terjatuh beberapa langkah di depannya. Dengan cepat Fiza mendekati anak itu lalu memeluknya, mengusap punggungnya dan menangkup pipi anak itu sambil mengusap airmata yang menetes di pipi anak itu. Anak itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum kemudian memeluk Fiza. Fiza membalas senyuman anak itu. Deg! Senyumannya begitu manis dan membuat hati terasa nyaman! batin Aksa. Astaga, apa yang aku pikirkan? Aku sudah memiliki Chelsea, aku sangat mencintai Chelsea! batin Aksa. Mata Aksa masih saja menatap sosok Fiza yang berdiri di depan lift dan menenteng tas plastik. Seorang laki-laki mendekat dan melihat pada Fiza, tapi Fiza menundukkan kepalanya. Sepertinya laki-laki itu terus melihat ke arah Fiza. Entah mengapa Aksa merasa tidak nyaman dengan tatapan laki-laki itu pada Fiza. Aksa merasa ingin melindungi gadis itu dari mata laki-laki. Pintu lift terbuka dan keluarlah beberapa orang dari dalam lift. Laki-laki itu masuk bersama dengan temannya yang berlari-lari memanggilnya, tapi Fiza tetap berdiri diluar lift. Sepertinya laki-laki itu mengajak Fiza masuk, tapi Fiza menggelengkan kepalanya. Aksa mengernyitkan dahinya, kenapa dia tidak mau masuk? Apa dia takut karena semua adalah laki-laki? Tapi ini rumah sakit dan ada CCTV dimana-mana, nggak mungkin mereka berani melakukan sesuatu padanya! batin Aksa. Pintu lift tertutup kembali dengan Fiza yang masih berdiri disana. Seorang pria datang mendekati Fiza dan tersenyum pada gadis itu, mereka berpelukan dan si pria mengecup kening gadis itu. Siapa dia? Apakah kekasihnya? batin Aksa penasaran.

" Dokter Aksa!" panggil seseorang.

Aksa bergeming

" Dokter!" panggil orang itu lagi.

" Dokter!" tepuk orang itu di pundak Aksa.

" Eh, Dokter Hannah!" sahut Aksa.

" Serius sekali! Liat apa?" tanya Hannah melihat ke arah pandangan Aksa tadi.

Tapi sepertinya Fiza dan pria itu sudah masuk ke dalam lift.

" Tidak ada! Dokter mau praktek?" tanya Aksa.

" Iya! Sudah waktunya!" jawab Hannah.

" Ok, selamat bertugas, Dokter!" kata Aksa.

" Sama-sama!" jawab Hannah.

Aksa berjalan ke arah ruangannya dan Hannah menuju ke lantai 2 dimana tempat prakteknya berada. Hannah adalah seorang dokter kandungan seperti Aksa. Aksa masuk ke dalam ruaangannya dan membaringkan tubuhnya ke ranjang yang ada disitu setelah melepaskan Snellinya dan menggantungnya di belakang pintu ruangan.


Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C77
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập