Secercah sinar mentari pagi itu berhasil menembus kamar yang ditempati oleh Felix dan Azka. Berbeda dari biasanya, pagi itu nampaknya Felix sudah terbangun sebelum alarm dari jam weker di ruangan itu berbunyi.
Ia sepertinya tidak bisa tidur dengan tenang kemarin malam mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Azka pada bibir polosnya itu. Ia mungkin saja bisa memaafkan Azka, tapi ia tidak akan bisa melupakan apa yang ia lakukan padanya.
Begitulah ia sedari tadi malam berusaha untuk tidur namun matanya hanya menutup di kegelapan malam sementara pikirannya masih terbawa kemana-mana.
Terkadang kemarin ia bisa tertidur walau hanya sebentar kemudian terbangun lagi. Disaat sudah waktunya untuk bangun, ia pun tidak berniat melanjutkan tidur paginya lagi. Begitulah kenapa ia memilih untuk mandi dan segera mengganti pakaian biasanya menjadi pakaian kampusnya yang sudah bersih tergantung di lemari pakaiannya.