"Ikut gue."
Kinan tersentak oleh Kevin yang tiba-tiba menarik tangannya. Dan hampir membuat mangkuk di tangannya goyah.
"Vin, lepasin gue," pinta Kinan.
"Duduk di sini. Kita tunggu Gisel." Kevin mendudukkan bokongnya di atas kursi. Lelaki itu juga membeli dua kotak susu yang ia berikan pada Kinan. "Buat lo satu. Lumayan, gue beli satu gratis satu."
Kinan membuang napas kesal, sembari menyuap satu sendok mie ayam ke dalam mulut. "Kenapa lo narik gue pergi? Padahal gue bisa lawan kakak kelas yang songong itu."
"Ini bukan tempatnya, Kinan. Mereka itu kelas dua belas, sedangkan elo masih kelas sepuluh. Lo tahu kan, mereka itu berkuasa di sekolah ini."
"Tapi gue nggak peduli, Kevin." Kinan kembali menoleh ke belakang, menatap dua kakak kelasnya yang bermulut nyinyir. "Mereka udah keterlaluan. Mereka juga jelekin Kak Al. Gue nggak rela."