Setelah mengantar Arsena pulang, Arkala berbelok ke arah rumah Alvaro. Pikirannya masih belum bisa tenang seutuhnya. Biasanya Alvaro memiliki saran dan pemikiran-pemikiran bijak yang tidak bisa dia dapatkan dari siapa pun.
Tidak membutuhkan waktu lama, kendaraannya terparkir tepat di depan halaman rumah teman baiknya. Namun, dia melihat Alvaro tengah berduaan dengan Kinan. Ah ... dia jadi merasa bersalah sekarang.
"Bro!"
Kinan tersentak melihat kedatangan Arkala. Gadis itu menggeser menjauh, namun lengan Alvaro dengan sigap menarik pinggang sang kekasih. Tidak ingin berada jauh dari Kinan sedikitpun.
"Ngapain lo ke sini?" Alvaro bertanya sengit. Pasalnya, ia dan Kinan tengah menikmati waktu berdua tanpa ingin diganggu. Namun, Arkala justru datang tanpa memberi kabar.
"Sori. Gue ganggu kalian, ya?"
"Enggak kok, Kak."
"Iya!"
Kinan mencubit paha atas Alvaro, lalu menatapnya tajam. "Kak Al nggak boleh kayak gitu. Kak Arkala pasti ada keperluan dateng ke sini."