"Kala berangkat."
"Arkala, nggak mau sarapan dulu?"
Arkala menggeleng dan pergi begitu saja. Tanpa menoleh, juga mengabaikan teriakan Danu yang memanggil namanya.
Motor jenis Ninja yang Arkala naiki membelah jalanan Ibu Kota pagi-pagi. Tumben sekali memang. Namun, dia hanya ingin keluar dari rumah yang sangat tidak nyaman untuk dia tinggali.
Berangkat di jam pagi memang membuat Arkala menikmati banyak keuntungan. Salah satunya jalanan lengang. Biasanya dia selalu menggunakan skill balap liar dan berpacu dengan taksi atau kendaraan lain yang membuat batinnya lelah. Belum lagi debu, juga bisingnya knalpot.
Berbeda jauh dengan cuaca yang dia nikmati saat ini. Motornya terhenti di depan lampu merah perempatan yang berada di dekat sekolah. Arkala meregangkan otot-otot tangan, sembari menunggu lampu berubah hijau. Hingga suara motor yang berhenti tepat di sampingnya membuat lelaki itu menoleh.