Zian masih menatap Pangeran Kenzi dengan kesal, mengingat Pangeran sudah menunggunya lama.
Karena malas ingin membahas Perbatasan atau pun hal yang lain membuat Zian diam saja.
"Putri, apa putri mau memanah, atau mau aku temani berkuda?" Pangeran Kenzi yang masih mencoba untuk meminta maaf pada putri Zian.
Tidak menyangka jika Putri Zian marah begitu lama pada Pangeran Kenzi, ia hanya berniat becanda dan tidak ingin membuat putri marah terlalu lama.
"Aku sedang memikirkan bagaimana cara bisa dengan mudah memaaafkan Pangeran yang sudah membuat aku kesal," kata Zain yang tidak ingin memaafkan.
Zian tidak mudah menyerah dan akan membuat perhitungan karena sudah mempermainkan nya yang sudah lama menunggu penjelasan pun tidak mendapatkan kabar yang memuaskan sesuai dengan apa yang terjadi seharusnya, jika terlambat untuk kembali akan ada kabar buruk di perbatasan tapi ternyata tidak ada kan begitu tapi itu semua jelas tidak bisa dengan mudah.