Bzz … Bzz …
Ponsel Ryuga bergetar di atas meja kerjanya. Ia menengok sekilas untuk melihat siapa yang tengah menelepon. Mama. Rania mendesah dan menarik nafas panjang. Ia meneguk air putih yang sudah tersedia di atas meja kerjanya sebelum akhirnya mengangkat telepon.
"Ya, Ma."
"Nak, kamu sibuk ngga?"
"Belum sibuk, Ma. Kenapa?"
"Ini loh, ada anaknya temen Mama ngajak kamu kenalan."
"Ampun deh, Ma, temen Mama yang mana lagi nih??"
"Ibunya perawat di rumah sakit tempat Mama bekerja. Udah, nanti kamu ketemu, ya sama anaknya temen ibu? Namanya Marsha orangnya keren kok … nanti mama kasih fotonya deh."
Ryuga menghela napas panjang, ia memang selalu bersikap arogan pada siapa pun. Tetapi , tidak berlaku untuk Dania- sang ibu. Ryuga tidak pernah bisa menolak jika Dania sudah meminta.
Ah, sepertinya Maharani harus segera hamil jika ia ingin sang ibu berhenti untuk menjodoh- jodohkan dengan anak teman-temannya.