Tải xuống ứng dụng
4.76% Istri Termahal Tuan CEO / Chapter 20: Pertemuan Tak Terduga yang Tidak Bisa Dihindari

Chương 20: Pertemuan Tak Terduga yang Tidak Bisa Dihindari

Di hari Jumat itu, Petra berangkat setelah melakukan "olahraga pagi", dan tidak kembali selama dua hari.

Mia justru mengetahui kabar tentang suaminya dengan mengandalkan koran dan majalah gosip. Tidak, lebih tepatnya adalah, suaminya menjadi berita utama lagi.

Mia melihat foto Petra bersama seorang model baru di halaman depan surat kabar. Dari sudut pandang foto, pose mereka tampak sangat ambigu.

Kata-kata di bawahnya bahkan lebih liar lagi. Tidak diragukan lagi, media berspekulasi yang tidak-tidak. Model baru ini mungkin menggantikan posisi Maya Liana di sebelah Petra.

Dan kesimpulan dari berita tersebut tentu saja tidak melewatkan sang istri Petra yang misterius. Pertanyaan "Suaminya lagi-lagi menjadi berita utama di majalah gosip. Bagaimana perasaan istri Petra, ya?" tiba-tiba menjadi topik pembicaraan santai di kantor.

Di sebelahnya, beberapa orang, dipimpin oleh Fira, sedang berdebat tentang siapakah istri Petra yang mengancam keberadaan Maya Liana dan model ini. Mia melihat ke kerumunan itu, dan rasanya seperti orang asing melihat sekelompok orang yang memegang informasi.

Saat semua orang sedang asyik bergunjing, Daran datang. "Mia, malam ini ada acara?"

Mia tidak ingat ada janji apapun. "Tidak ada... ada apa?" Tentu saja Daran ingin mengajaknya melakukan sesuatu.

Suara Daran sedikit ragu-ragu, lalu dia tersenyum jujur. "Hari ini ulang tahun Layla, dan menurutku semuanya sudah lama tidak berkumpul bersama, jadi aku akan mencari tempatnya.... Malam harinya kita akan pergi makan malam dulu, lalu pergi ke Bar Purnama. "

Mia melengkungkan bibir dan tersenyum. Seisi departemen desain tahu bahwa Daran mengejar Layla…. Kali ini, Andini yang mengeluh. Bagaimana dengan taruhannya soal pasangan yang mungkin terjadi? Bukankah Daran lebih pantas mendekati Andini?

Soal gurauan semacam ini, Layla, yang selalu senang bergaul dengan semua orang, tidak memasukkannya ke dalam hati, tetapi Daran takut orang-orang akan salah paham, jadi seringkali, dia perlu menjelaskan apa yang dilakukannya.

"Bar Purnama…." Mia sengaja berlama-lama mengatakannya. "Kamu berani sekali!"

Daran tersenyum dan memeriksa bahwa Layla tidak ada di ruangan sebelum berkata, "Sebenarnya… aku berencana untuk mengajaknya berkencan nanti."

Mia mendengarnya dan berkata sambil tersenyum, "Kalau memang begitu, kalian harus membantuku kalau aku diberi tugas, jadi aku bisa menyemangatimu."

"Itu pasti!" Daran terlihat bersemangat, lalu memberitahu semua orang bahwa malam itu mereka akan merayakan ulang tahun Layla.

Setelah pulang kerja, seluruh departemen desain pergi ke kantin, berencana untuk makan sesuatu yang ringan, lalu pergi ke Bar Purnama untuk makan malam.

Tepat sebelum jam makan tiba, ponsel Mia berdering. Dari P!

Mia membawa ponselnya dan menepi untuk menjawab telepon. "Hei, Ra…"

Petra mengerutkan dahi ketika mendengar sekeliling Mia sangat bising. Dia bertanya dengan muram, "Kau di mana?"

"Temanku mengadakan makan malam untuk merayakan ulang tahunnya." Terdengar suara Daran. Mia juga terdengar sangat senang.

"Kamu sudah makan?" Petra bertanya singkat.

"Temanku yang lain ingin menyatakan perasaan kepada temanku yang berulang tahun. Sepertinya malam ini aku akan makan lebih lambat," Mia menjawab dengan jujur. "Kau sedang apa?"

"Belum pulang." Wajah Petra muram. Dia duduk di sofa di rumah Taman Dewata. "Kau ke mana malam-malam begini?"

"Bar Purnama…."

"Hm." Petra bertanya, "Kau mau kujemput nanti malam?"

"Tidak usah, aku naik taksi saja…."

"Oke." Petra menutup telepon setelah berbicara.

Mia tidak terlalu memikirkannya dan menutup telepon.

Setelah makan malam, semua orang langsung menuju Restoran Purnama. Sebagai tempat hiburan terkenal di Jakarta, dengan dekorasi mewah dan fasilitas lengkap, kapasitas tempat itu memang besar.

Daran meminta ruangan terpisah, karena mereka semua satu rombongan dan akan bersenang-senang hingga larut.

Mia tahu alasannya, meski yang lain tidak tahu. Dia pun paham bahwa pengeluaran Daran untuk malam itu pastilah tidak sedikit.

Untuk memesan tempat di Bar Purnama malam itu, pastilah memerlukan satu bagian besar dari gajinya.

"Nanti, kalau Daran benar-benar menyatakan perasaan padamu, kau mau bagaimana?" Mia mengambil kesempatan untuk menghampiri Layla dan bertanya dengan penasaran.

Layla berusia dua puluh lima tahun ini, dan Daran dua puluh tujuh. Keduanya cocok dalam hal usia, dan segala aspek mereka yang lainnya pun baik. Kalaupun tidak menikah, dari manapun sudut pandangnya, mereka tetap cocok berpacaran.

"Mia, menurutmu apa itu cinta?" Layla tiba-tiba menjadi sedikit melankolis.

Dalam pemahaman Mia, Layla adalah orang yang sangat tenang. Rasa melankolis seperti itu tidak cocok padanya. "Cinta itu…. Menurutku, hal yang paling romantis adalah ketika seseorang selalu ada di sisiku."

Layla menatap Mia. "Orang seperti itu ada di hidupmu?"

Mia tersenyum pahit. "Dulu pernah…."

Merasakan kesedihan samar-samar menguar dari Mia, Layla tidak bertanya lagi. Dia tidak suka memancing-mancing cerita pribadi orang lain. "Aku tidak pernah menjadi orang yang seperti ini." Dia menertawakan diri sendiri. "Aku bilang aku tidak punya pacar, dan semua orang tidak percaya, tapi itu benar. Sejak masih sekolah, ada saja orang yang mengatakan bahwa seleraku terlalu tinggi. Sebenarnya, aku hanya ingin menemukan belahan jiwaku…."

"Apakah Daran orangnya?" tanya Mia.

Layla menggelengkan kepalanya. "Dia orang yang asyik untuk diajak bergaul, tapi dia bukan seleraku…."

"Kalau begitu kau mau menolaknya malam ini?" Mia mengerutkan dahinya.

"Jangan mempermalukannya begitu. Dia tidak akan mundur hanya karena kutolak." Layla menghela napas dengan pasrah.

Mia mengerti maksud Layla, tapi juga merasa hal ini terlalu kejam bagi Daran…. Tapi di dunia ini, perasaan manusia adalah hal yang paling indah. Siapa yang bisa menjamin bahwa ketika perasaan dua orang bertolak belakang, keduanya tidak akan saling berselisih?

Mia tiba-tiba sedih saat suasana hatinya sedang bagus. Melihat rekan-rekannya yang masih tertawa-tawa, tiba-tiba dia teringat saat dulu dirinya bersekolah….

"Kak Mia, kau mau nyanyi lagu apa? Sini, biar kumasukkan." Fira mulai memegang mikrofon ke arah mulutnya.

Mia menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil. "Kau duluan saja. Aku mau pergi ke kamar mandi." Dia sangat perlu melarikan diri dari suasana yang begitu bising karena takut menunjukkan kesedihan di antara rekan-rekannya yang sedang bersenang-senang.

Tapi, kalau saja Mia memandang lurus, dia pasti tidak akan begitu cepat kabur dari sana. Setidaknya, kalau dia memilih-milih lagu, mungkin dia tidak akan langsung bertemu orang itu di suatu sudut.

Wira berdiri di tempat, matanya yang sedalam laut tidak bisa menunjukkan kebahagiaan ataupun kemarahan di bawah cahaya. Dia hanya memandang Mia dengan sangat tak acuh, seolah-olah dirinya adalah orang asing. Hanya saja, mata sang orang asing perlahan mulai menunjukkan kebencian yang meluap-luap.

Mia membeku di tempat, tidak tahu bagaimana harus menghadapi pertemuan yang tiba-tiba ini. Dalam sekejap, hidungnya berair, dan hatinya terasa sakit.

Pria itu mengenakan kemeja biru muda dan celana kasual berwarna krem, dan jahitannya yang rapi membuat penampilannya bak supermodel.

Wajah Wira diselimuti lapisan tipis ekspresi, menampakkan sikap jauh, namun matanya lembut dan sedalam samudra. Tepat seperti Wira di dalam ingatan Mia.

Mata Wira sedikit menyipit. Dia berjalan mendekati Mia. Langkahnya tidak tergesa-gesa dan tenang, seolah-olah dengan sengaja mengirimkan beban psikologis pada Mia.

Jelas pria itu hanya memerlukan sekian belas langkah lagi untuk mencapai tempatnya, namun Mia merasa Wira telah berjalan dari sana selama satu abad….


Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C20
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập