Clara menggelengkan kepalanya, "Tetap saja itu akan membekas di sisa hidupnya, Biru. Dan ada andil Oma dalam membuatnya seperti itu. Kalau saja Oma tidak—"
"Sudahlah, Ma, tidak perlu terus-terusan menyalahkan diri sendiri begitu," potong Xabiru.
Clara menghampiri Devan, lantas mengecup pucuk kepalanya pelan.
"Kamu akan mengerti kekecewaan dan rasa bersalah Oma jika kelak Devan menjadi seseorang yang tidak kamu inginkan, Biru."
"Semoga itu tidak terjadi, Oma. Please, ucapan adalah doa, katakan semua hal yang baik untuk Devan, maka itulah yang akan terjadi di hidupnya kelak, oke?"
Clara menoleh pada Xabiru, tersenyum tipis, lantas kembali mengelus kepala Devan, "Kamu akan jadi lelaki hebat seperti papamu."
Xabiru sedikit tergelak, dia mengecup pipi Clara sekilas. Sejujurnya dia bisa mengerti perasaan Clara, tapi toh itu tidak membantu masalah yang sedang terjadi sekarang ini.
"Xabiru serius, Oma, Segara tidak—"
"Hallooo, anybody home?"