"Nih, sarapan."
Orang itu meletakan satu piring makanan dan juga satu gelas air di meja yang tak jauh dari tempat di mana Prisya berada, orang itu juga membuka ikatan tangan Prisya.
"Ada racunnya?" tanya Prisya sambil memperhatikan mereka semua dengan tatapan yang tidak percaya pada mereka.
Beberapa dari mereka berdecak kesal dan orang yang sedang membuka ikatan Prisya melanjutkan kegiatannya.
"Kita nyulik lo bukan untuk membunuh lo," jawab orang yang seharusnya membuat Prisya paham ke mana maksud dari kalimat yang sudah dirinya ucapkan.
Sekarang kedua tangan Prisya sudah tidak terikat lagi, tapi tidak mugnkin juga dirinya bisa kabur sebab dia sudah tahu bahwa pintu ruangan ini sudah terkunci.
Mereka tidak sebodoh itu untuk melepaskan ikatan Prisya dan membiarkan pintu terbuka lebar, terlebih mereka tahu bagaimana karakter Prisya yang sedari kemarin tidak ingin ikut bersama dengan mereka.