"Muka lo kenapa?" tanya Reka sambil memperhatikan wajah Prisya dengan begitu detail. Tidak bisa dibohongi, kalau Reka langsung merasa ada sesuatu yang berbeda di wajah Adiknya.
Luka itu memang tidak terlalu besar, bahkan memarnya pun tidak begitu parah, hanya saja Reka masih bisa membedakan mana wajah Adiknya yang dalam keadaan normal dengan keadaan yang sekarang terdapat sebuah luka.
"Ehh—h aku."
Di sini Prisya kesulitan untuk menjelaskan, Prisya menyentuh bagian wajahnya yang terdapat luka tersebut dengan cukup pelan, karena memang dia masih merasakan sedikit yang namanya sakit juga ngilu.
Melihat ekspresi Prisya yang gelagapan seperti ini, membuat Reka semakin tanda tanya. Reka menyentuh luka Prisya dengan pelan dan kemudian bertanya, "Kenapa?"
Prisya menenangkan dirinya agar dia bisa memberikan sebuah jawaban yang nantinya tidak memancing emosi Abangnya dan juga tidak menimbulkan sebuah kesan berbohong atas jawaban yang sudah dia ucapkan.
Kenapa Reka bisa sampai mengatakan hal itu?