Penthouse Skyscraper, Kensington, London
Bola mata hazel perpaduan coklat-hijau itu hanya bisa melotot ketika mendengar penjelasan dari Gael yang tampak santai di hadapannya. Ia tidak mungkin salah mendengar 'kan, kalau nyatanya pria di depannya menjelaskan sampai dua kali dengan isi yang menurutnya gila.
Apa tadi katanya, kontrak menjadi wanita simpanan? Yang benar saja!
Berbeda dengan Noel yang memikirkan perkataan dan permintaan sang Presdir, maka berbeda pula dengan sang Presdir—Gael itu sendiri.
Ia masih menunggu Noel yang justru diam dan menatapnya dengan ekspresi seakan kaget, entah lah, ia tidak bisa membenarkan begitu saja apa yang ditebaknya dari wanita di depannya saat ini. Ia menilik lebih dalam setiap ekspresi yang ditampilkan Noel, dengan secuil rasa sabar yang dimiliki dalam hal menunggu.
Seorang Gael menunggu, yang benar saja.
Ia bahkan baru ini menawarkan kontrak menjadi simpanan atau apalah itu selain kontrak kerjasama dalam bisnis. Namun apa ini, ia dengan gilanya justru menawarkan wanita, terlebih seorang pekerja malam untuk menjadi simpanan segala macam.
Gila, ia benar-benar gila dan cari mati tepatnya.
Sepertinya dunia akan geger saat tahu, meskipun hal seperti sudah lumrah bagi kalangan pria sepertinya. Namun tetap saja, ia tidak akan melakukan ini kalau tidak ingin membuktikan kecurigaannya.
Ya, belum lagi kalau sampai kakak dan mamanya tahu jika ia menyembunyikan wanita untuk dijadikan simpanan seperti ini. Bisa-bisa akan segera dinikahkan dan itu sungguh horor melebihi saham jatuh, baginya yang masih ingin bebas.
"Aku masih menunggu," ujar Gael, sepertinya mulai tidak sabar karena Noel tak kunjung menjawab apa yang ingin didengarnya saat ini juga.
"Aku…."
"Bukankah ini kesempatanmu juga untuk mendapatkan biaya rumah sakit kakakmu tanpa susah payah?" imbuhnya ketika melihat keraguan di bola mata berkilat itu.
Ukh…
Noel tidak bisa mengelak untuk hal ini. Ia memang membutuhkan banyak biaya untuk kakaknya yang masih panjang masa pemulihannya, belum lagi dengan kuliah yang saat ini masih jadi pertimbangan.
"Kamu bisa meminta berapapun dan apapun tanpa perlu berpikir panjang selama bersamaku, Noel."
Kembali Gael mengimingi dengan hal yang lebih menjanjikan dalam hal materi, hal yang tentu saja akan dipakai untuk mempermudah saat merayu orang dengan keadaan gawat seperti wanita di depannya. Ya, bahkan kini ia bisa melihat keraguan itu kian menjadi, dengan jawaban yang diyakini pasti akan membuatnya senang.
Lalu Noel, ia melihat pria di depannya dengan bibir dalam digigit ragu. Ia mulai tergoda dengan apa yang akan didapatnya dari Gael, sebuah jaminan hidup enak hanya dengan menjadi wanita simpanan.
Lagian, ia merasa tidak yakin bisa mendapatkan uang banyak secepat kilat malam ini juga. Belum lagi batas yang diberikan rumah sakit, membuatnya ketar-ketir jika tidak menerima tawaran yang datangnya tidak mungkin dua kali.
Demi Kakak, aku harus melakukan ini. Toh hanya kontrak dan nantinya setelah Kak San pulih, kami akan hidup menjauh dari kota ini, batinnya.
"Bagaimana? Tidak ada orang sebaik aku yang menawari kemewahan tanpa perlu bersusah payah, Baby," tanya Gael masih mencoba sabar untuk membuat wanita di depannya mau menerima apa yang ditawarkan.
"Baiklah, aku mau," cicit Noel lirih.
"Perfect!" sahut Gael cepat, tampak sekali jika ia senang akan apa yang didengarnya dari Noel yang kini menatapnya masih dengan kilat ragu. "Ada apa?" tanyanya tanpa basa-basi.
"Apakah Tuan sungguhan akan membayar dan memberikan pengobatan yang terbaik untuk Kakak saya?" tanya Noel.
"Tentu saja. Apakah malam ini juga aku harus menelpon rumah sakit untuk memindahkan kakakmu di ruang VIP?" sahut Gael menantang. "Kau hanya tinggal perlu mengiyakan maka semua akan selesai," lanjutnya sambil mengangkat bahu santai.
"Ti-tidak maksudku…." Noel tidak segera menjelaskan, ia bingung untuk melanjutkan kalimatnya seperti apa karena memang ada keraguan dalam hatinya.
"Baiklah, aku akan lakukan itu kalau kamu masih tidak percaya-
"Aku percaya!" sela Noel cepat. "Aku hanya ingin memastikan saja," lanjutnya sambil menunduk malu.
Bibir semerah apel pria keturunan Robinson itu mengulas senyum miring, sebelum akhirnya membuang pandangan ke segela arah karena tidak tahan melihat ekspresi wanita di depannya. Ia menganggukkan kepala, kemudian kembali menyandarkan punggung berusaha rileks.
Keinginannya sudah dijawab jelas, jadi ia hanya perlu memerankan peran yang sudah ditentukan dari awal dan intinya Noel adalah miiliknya selama kontrak berlangsung.
"Hn, kalau begitu bagaimana kalau kita buat kesepakatan kontrak dan setelahnya Kakakmu akan dipantau langsung oleh tim dokter terbaik di rumah sakit sana. Ah! Bila perlu aku pun akan memindahkannya ke rumah sakit terbaik di kota Kensington ini. Bagaimana?" tukas Gael kembali ke permasalahan, semakin mempermanis janjinya agar Noel segera mengiyakan apa yang diinginkannya.
Hei! Seorang Gael harus mendapatkan apa yang diinginkan. Hanya biaya rumah sakit, itu tidak akan menghabiskan secuil persen pendapatannya selama satu hari.
Noel mengangguk kecil dan Gael kembali menarik sudut bibirnya. Ia juga beranjak dari duduk dengan ditatap seakan bertanya oleh wanita kecil di depannya. "Aku ambil sesuatu, kau tunggu di sini, paham?" jelasnya saat mengerti tatapan itu.
Anggukan kembali diterimanya, Gael dengan segera melangkah meninggalkan ruang tamu menuju kamar untuk mengambil sesuatu yang dimaksudnya. Sedangkan Noel, ia hanya bisa menarik-hembuskan napas, meyakinkan lagi kalau apa yang dilakukannya ini memang benar.
Tak lama kemudian tampak Gael yang berjalan dengan sebuah kertas di tangannya. Ia duduk kembali di hadapan Noel yang mengernyit, ketika ia meletakan selembar kertas kosong dan pena di atasnya meja.
"Kita buat kesepakatan dalam kontrak ini. Sampai sini kau mengerti?" jelas Gael singkat.
"Aku mengerti."
"Baik, dariku hanya ada beberapa. Tapi sebelum aku tulis apa yang menjadi syaratku ada satu yang ingin aku tekankan di sini," imbuh Gael sengaja menjeda kalimatnya, ingin melihat ekspresi Noel yang tampak penasaran sekaligus takut di dalam hati.
"Apa?"
"Jangan sampai mencintaiku apalagi hamil, karena kalau itu terjadi maka kau harus pergi dari sini tanpa konpensasi. Apa kau paham?"
Noel mengangguki apa yang dikatakan Geal, karena baginya mencintai bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Dan lagi apa itu dengan hamil, apakah ia tega membiarkan anaknya tumbuh tanpa seorang papa?
"Aku mengerti."
"Bagus! Lalu, kau akan tinggal di sini."
"Kenapa aku tinggal di sini?" tanya Noel tidak mengerti, keningnya bahkan sudah mengernyit. Ia kira hanya menjadi wanita simpanan saja hal yang paling mengerikan di dalam hidupnya, tapi ternyata tinggal dengan orang asing justru yang paling membuatnya takut.
Itu artinya ia tidak bisa tinggal dengan kakaknya selama kontrak. Begitu kah?
"Apa yang kau pikirkan benar, kau tidak bisa tinggal dengan Kakakmu selama masa kontrak. Tapi tenang saja, setelah aku bosan kau bisa pergi dari sini kapanpun," jawab Gael seakan tahu apa yang dipikirkan oleh Noel.
"Maksudnya kontrak ini berjalan selama Tuan tidak bosan denganku?" tanya Noel memastikan.
"Iya dan hamil, itu yang harus paling kamu hindari jika masih ingin hidup enak di sampingku. Jangan naïf, tinggal di London tidak semurah yang kau bayangkan. Kudengar, kau pun ingin melanjutkan kuliah. Bukankah seperti itu?" jawab Gael menatap Noel santai, padahal si wanita sudah terkejut karena apa yang dikatakannya.
"Bagaimana bisa Tuan bisa tahu?" Ada rasa takut di hatinya ketika pria tersebut mengetahui bagaimana kehidupannya. Namun, Noel tetap berusaha tidak menampilkannya.
"Kau bisa pikirkan itu sendiri. Jadi, bagaimana dengan kontrak ini, apakah masih bisa kita lanjutkan?" tukas Gael memilih untuk tidak menjelaskan.
Untuk sesaat Noel terdiam memikirkan apa yang akan diputuskannya setelah ini dan ia kembali mengangguk, mempersilakan untuk pria di depanya melanjutkan persyaratan kontrak mereka.
"Bagus! Tinggal di sini, jangan ada cinta, jangan hamil, jangan ada pria lain yang menyentuhmu selain aku, diam dan jadi wanita yang penurut, maka apapun bisa kamu dapatkan dengan hanya menunjuknya. Bukankah sangat mudah, Noel?"
Itu sangat mudah, tapi aku punya firasat tidak enak dengan ini.
"Bagaimana?"
Ah!
Bersambung