28
…
Mbak Ani yang sedang mengambil buah di kulkas
pun menoleh. "Eh anu, tadi ibu bilang mereka
akan pergi ke rumah Bu Laila, Non. Anu,
memangnya Non Alora nggak dikasih tahu?"
Ck, pantas saja rumah sepi dan yep, gue bahkan
baru tahu sekarang. Ngomong-ngomong, Bu Laila
yang Mbak Ani sebutkan adalah ibunya papa, alias
nenek gue yang super menyebalkan. Kenapa gue
bilang kayak gitu? Karena memang begitu adanya.
Kami sempat bertemu. Ah, lebih tepatnya gue yang
menemui dia. Waktu itu papa yang sengaja
membawa gue untuk diperkenalkan pada keluarga
besarnya, setelah hasil test DNA keluar. Dan begitu
tahu bahwa gue anak Calista alias mama gue, si
Lailampir itu sontak menatap gue nggak suka.
Ya gue sih nggak heran, dan responsnya bikin gue
sedikit mengerti tentang hubu…
gue. Jadi, gimana orang lain mau menerima gue,
kan?
Yep, gue mencoba untuk sadar diri. Karena
terkadang, berharap berlebihan itulah yang akan
menimbulkan sebuah patah hati, dan gue pernah