Jet pribadi Gabriel terbang ke angkasa meninggalkan Milan menuju Naples yang memakan waktu perjalanan tidak lama, hanya 1 jam 5 menit.
Alexandra Camorra menyiapkan diri, kali ini mentalnya terasah keras. Ia harus melawan pasukan Fausto yang pernah di pimpinnya saat merampok logistics milik Gabriel Nostra.
Clicks
Suara lighter menyala, laki-laki itu mengambil duduk di sampingnya dan Romano di seberang meja mereka.
Beberapa senjata dan amunisi sudah siap di gunakan terletak di atas meja mereka.
"Kau siap menghancurkan pasukanmu sendiri, Camorra?"
"Yeah, aku harus membayar utangku padamu. Jadi langkah terbaik aku ambil barang-barang milikmu kembali. Tidak mungkin seumur hidupku mendapatkan uang jutaan Euro. Aku ambil resiko yang pernah di jalani sebelumnya!"
"Siapa sebelumnya yang mengajarkan kau menggunakan senjata, apa kedua orangtuamu tidak pernah memberikan mainan boneka atau lainnya?"
"Aku tidak ingat. Ibuku melarang keras saat itu, tapi ayahku membiarkan untuk penjagaan diriku sendiri. Kolega ayah datang mengunjungi dan memberikan aku pelajaran menembak. Suara letusan itu hampir merusak gendang telingaku sendiri!"
"Apa yang terjadi dengan ayah ibumu?"
"Aku tidak tahu persis. Ibuku memberi kabar buruk saat aku pulang sekolah. Ayah tewas dalam kecelakaan, mobilnya terbakar hebat. Adikku baru berumur dua tahun saat itu, dan entah karena alasan apa ibuku menikah dengan Zio Antonio. Tapi akhirnya ia juga tewas terbunuh dua tahun lalu."
Gabriel dan Romana langsung terdiam, mereka tidak menyangka gadis muda itu harus hidup dalam kehidupan yang sungguh menyedihkan.
Background dari keluarga Alexandra Camorra tidak di ketahui banyak, tapi Gabriel Nostra berniat menyelusurinya.
Captain James mengumumkan pesawat akan tiba di Naples 10 menit lagi.
Alexandra hanya mengambil dua senjata yang sesuai dengan karakter jiwanya.
Kedua laki-laki itu mengamati pilihan senjatanya. Dan beradu pandang saling memahami. Gadis itu berjiwa keras dan tangguh.
Naples berada di selatan Italia, begitu indah dengan pemandangan yang berhadapan dengan laut Mediterranean dan dekat Gunung Vesuviu.
Mereka tiba petang hari di jemput oleh Guido langsung untuk menemui Zio Anthony di kediamannya.
"Welcome back, my son!"
"Grazie Zio Anthony!"
"Siapa gadis yang kau bawa ini, Gabriel? Apa dia kekasihmu?"
Alexandra Camorra langsung melangkah mundur mendengar kata-kata tersebut. Ia datang ke Naples untuk membalas dendam, bukan lamaran pernikahan.
Merde!
Gabriel tersenyum, memperkenalkan gadis itu sebagai assistant pribadinya.
"Wow assistant pribadimu cantik sekali, tapi lebih garang dari pada sekretaris Natasha eh?"
"Kau sepertinya tidak butuh kacamata untuk melihat wanita cantik di usiamu seperti ini!"
Zio Anthony tertawa keras, mereka di ajak ke ruang kerjanya membahas soal penyerangan nanti malam.
"Gabriel, apa tindakan yang kau ambil nanti?"
"Finished off!"
"Dan kau ingin hancurkan yang lainnya juga?"
"Aku tahu si bedebah Antonio banyak menghancurkan bisnis milikmu dan kolegamu selama ini!"
"Kau betul, Gabriel. Keparat itu sudah meresahkan kolegaku dengan menyebar banyak narkoba palsu yang membawa kematian lebih banyak dari anak-anak muda di sini. Keuntungannya berlipat ganda dan menerima container bubuk sialan itu dari Paraguay dan lainnya."
"Berikan informasi itu ke Alexandra, ia akan menangani masalahmu secepatnya dan aku akan bergerak membantumu!"
"Kau memang putra terbaikku!"
Zio Anthony melepas mereka berdua, Romano dan Guido mengawal menuju pelabuhan yang tidak jauh dari resorts kediamannya sekarang.
Cerutunya di isap dalam-dalam, tak ada orang lain di ruang kerjanya saat ini. Ia memikirkan tentang gadis yang di bawa Gabriel Nostra tadi.
Ada sesuatu tentang mata indah milik Alexandra Camorra. Ia membuka kunci laci mejanya dan mengambil sesuatu di dalamnya.
Gotcha!
Sebuah photo usang telah termakan usia seperti dirinya. Dua kakak beradik yang sedang tertawa, ia merangkul bahunya.
Rosaelia, bunga indah dari Tuhan. Nama cantik yang diberikan orangtuanya pada adik perempuannya.
Mereka terpisah sejak terakhir photo itu diambil, Anthony di bawa jauh ke benua America dan tidak pernah bertemu lagi dengan keluarganya.
Perang dunia kedua banyak membawa kehancuran di mana-mana. Italia dan negara Eropa lainnya luluh lantak di perang dunia pertama dan kematian jutaan orang termasuk sanak keluarga.
Anthony Marriott kini menjadi orang besar dan kembali pada tanah airnya.
Terus mencari keberadaan adiknya jika ia masih hidup, sebelum kehidupannya sendiri mengakhirinya.
Mata indah Rosaelia itu terlihat jelas ada pada Alexandra Camorra.
***
"Romano, kau membawa mainanmu kali ini?"
"Sudah ku siapkan, apa yang ingin kau lakukan Gabriel?"
"Kau akan tahu itu nanti!"
Gabriel Nostra menyalakan cigarette ke sekian kalinya. Ia melirik jam tangannya sudah pukul 8 malam, waktunya makin tiba.
Laporan dari Guido, 20 orang anak buah Antonio yang di pimpin Fausto sedang melakukan loading barang di pelabuhan dan menjaganya sangat ketat.
Gabriel Nostra melirik assistant pribadi dan memberi perintah tegas.
"Camorra, kau harus selalu bersamaku. Aku tahu dendammu pada mereka tapi perang ini milikku!"
"I got it!"
Alexandra mengikat rambut panjangnya dan jaketnya terlihat ketat membungkus tubuhnya. Dua senjata membentuk pola di belakang pinggangnya.
Bootsnya bertali rapi dan terikat kuat tertutup jeansnya. Ada sesuatu terikat di bawah tungkai kakinya yang akan ia gunakan sewaktu-waktu nanti.
Gabriel kembali berbicara pada Romano dan Guido, tak menyadari Alexandra hilang dari pandangannya sekejap saja.
"Gabriel!"
"Oh shit, Camorra brengsek! Jika gadis itu berkhianat, kalian tembak langsung di tempat!"
Mereka bertiga berlari menuju galangan kapal cargo, ribuan container teratur rapi tapi tujuan mereka hanya satu mengambil kembali peti kemas milik Gabriel Nostra.
Deppp deppp
Dua penjaga Fausto tumbang tak jauh darinya. Alexandra mengenal sebagian besar dari mereka.
Dengan lincah ia mendapati tiga penjaga lainnya dan peredam senjatanya bekerja dengan baik. Tanpa kegaduhan ia dapat melenyapkan mereka.
Tapi tak lama kemudian suara tembakan berbalik menyerangnya.
Duarrrr duaarr
Ia di serang balik dan bersembunyi di balik container lainnya.
Hepp
Satu tangan besar membekap mulutnya, dan suara berbisik di telinganya begitu di kenalnya jelas.
Nafasnya begitu hangat menyentuh di lehernya, pori-pori tubuh miliknya pun bergidik.
"Keparat kau, Camorra. Tidak bisakah kau menurut pada perintahku?"
"Bedebah kau, Gabriel!"
Tubuh Alexandra di hentakkan ke depan dinding container, di himpit tubuh besar Gabriel Nostra.
Tangannya di tahan di atas kepalanya sendiri, di kunci oleh tangan kekar sang penguasa bossnya sendiri.
Mata Gabriel terbuka lebar menahan amarahnya. Wajahnya terlampau dekat, deru nafas beradu di antara keduanya.
Kedua mata mereka tetap menyimpan dendam tersendiri.
Sebagian yang tidak ingin di ingat gadis itu, bagaimana perlakuan kasar Gabriel di atas ranjangnya sendiri seusai pesta dansa.
Gabriel!
Dari kejauhan Romano berteriak keras ke Tuan Muda. Ia melihat perselisihan pribadi antara keduanya mengganggu pertempuran dengan musuhnya.
Gabriel melepaskan kuncian tangannya dan Alexandra langsung meninggalkan menuju area perang lagi.
Duarrr duarrrr
Adu tembak tak terelakkan lagi. Anak buah Fausto di serbu oleh team Guido.
Gabriel mendapatkan sasarannya, tiga orang terjengkang di depan container miliknya.
Jantung mereka langsung berhenti berdetak, saat pelurunya melesat hebat dan semburan darah membasahi area pelabuhan.
Sebagian anak buah Fausto sudah tewas sia-sia. Sisanya kini sedang berhadapan langsung dengan Gabriel Nostra.
Alexandra mendampingi di sampingnya. Senjatanya telah berganti, ia kehabisan amunisi tadi.
Depp depp
Gabriel meliriknya, tangan mungil itu menguasai teknik menembak sangat baik. Tak ragu melontarkan, sebagian besar tepat pada sasaran.
Tinggal tiga anak buah musuh termasuk Fausto. Mereka tidak menyangka gadis itu ambil bagian menyerang bekas team yang pernah di pimpinnya.
"Fuck off Camorra! Kau mengkhianati keluargamu sendiri!"
"No Fausto! Aku bukan bagian darimu atau Zio Antonio lagi. Aku kini bekerja dengan Gabriel Nostra!"
"Kau pikir semudah itu, bajingan Nostra hanya memperalatmu. Kau hanya gadis tolol mudah di ombang-ambing pesona yang semu. Kembalilah ke Zio Antonio, hidupmu akan terselamatkan!"
Duar duarr
Gabriel menghancurkan kata-katanya, dua pengawalnya tewas. Hanya tinggal si mulut besar Fausto itu sendiri.
"Berhentilah mengoceh, tak ada yang bisa menyelamatkan dirimu sekarang. Kau merusak bisnisku, kini giliranku menghancurkan semua milik bajingan tengik Antonio!"
"Hahaha Gabriel, kau hanya membawa bencana lainnya. Camorra brengsek itu adalah gadis berbahaya, suatu saat akan membunuhmu juga. Beruntungnya, aku telah menghabisi kedua orangtuanya terlebih dahulu!"
BASTARDO!
Alexandra terkejut mendengarnya, dadanya bergemuruh keras menahan amarahnya. Senjata hampir terlepas dari tangannya.
Mystery pembunuhan orangtuanya kian terungkap. Fausto mungkin bermulut besar, tapi ia bagian dari pelakunya.
Gabriel siap menghabisinya, tapi gadis itu menahannya.
Ini perang terbuka baginya dan demi kehormatan orangtuanya. Fausto telah mengajarnya seni perang itu sendiri bertahun-tahun padanya.
Tak selamanya ia terus menang!
Duarrr
Fausto menembak lengan kiri gadis itu sebagai peringatan. Senjata Alexandra terlempar jauh, tangan lain menekan sakit lengannya yang tertembus peluru.
Ia tak bisa menyerang balik ke Fausto. Lalu gadis itu merunduk menyibak jeans mengambil sesuatu dan berdiri tegak sekuat tenaga melemparnya.
Zrepp
Pisau tajam menancap dalam di leher Fausto. Tangannya terkulai, senjatanya terjatuh bersamaan tubuhnya keras menghantam tanah.
Gabriel yang menyaksikan peristiwa itu benar-benar terkejut. Emosi gadis itu tak bisa di kendalikan siapapun juga.
Puncaknya, Fausto di habisi oleh mantan anak buahnya, dan Alexandra Camorra melakukan itu sendirian.
Nothing is impossible!
Romano dan Guido membuka container lainnya, ratusan narkoba musuh yang tersembunyi di dalam kemasan bahan pangan telah ditemukan.
Gabriel memerintahkan membiarkan container tersebut. Ia menyuruh team Guido mengangkat dan memindahkan beberapa peti kayu senjata miliknya ke gudang Zio Anthony Marriott.
Hanya ada setengah container logistic milik Gabriel Nostra, ternyata sisanya telah di kirimkan oleh keparat Fausto ke pelabuhan Marseille.
Mereka harus mengejarnya ke France secepatnya. Tapi Alexandra terluka, dan Gabriel langsung membawanya menuju kediaman Zio Anthony agar di berikan perawatan segera.
BUMMMMM
Gadis itu merundukkan kepalanya di pelukan Gabriel Nostra. Ia benci suara ledakan yang jaraknya tak jauh dari mereka.
Semua narkoba jutaan euro menguap dalam bumbungan asap hitam bersama jasad Fausto dan anak buahnya di dalam container.
Gabriel memberi kode pada Romano agar menghancurleburkan semua milik musuhnya.
Tak ada lagi yang bisa mempermainkan seorang Gabriel Nostra!