Langgeng tersenyum tipis menatap punggung sosok yang sempat singgah di hatinya tapi tetap saja lengser begitu penghuni lama datang. Setelah cukup lelah mengamati, dia pun menoleh ke belakang menatap putranya yang tampak kebingungan.
Sepertinya Tya terlalu terkejut tadi sampai tak sempat menyapa putranya. Sangat disayangkan, padahal dia bisa menebak Hafiz hanya dengan sekali lihat namun malah hampir tak mengenalinya.
"Ayah, tadi itu ... bundanya Regis?"
Tawa Langgeng terdengar. "Bukan, itu kakaknya, Nak. Kalau bundanya Regis kan jarang nganterin ke sekolah kamu jadinya nggak tahu. Ngomong-ngomong, udah empat tahun lebih masih ingat ya kamu?"
Hafiz mengangguk dengan senyuman manisnya. "Soalnya Tante Tya pernah beliin aku mainan sama Regis, kembaran tapi ketinggalan di rumah lama."