Jae diam saat sang Daddy melayangkan sebuah bogeman untuknya. Hanya ada laki-laki di rumah ini, Mommy secara kebetulan harus pergi ke luar negeri begitu ia pulang.
Bukannya Jae membenci sang Daddy, dia hanya merasa bahwa tak pantas disebut anak oleh pria itu. Maklum, perbedaan yang begitu kontras ini membuatnya bahkan tak kuasa menatap Jason. Dulu Jae sempat berpikir bahwa mungkin saja memang bener ucapan orang-orang di mana anak pertama rata-rata hanya bahan percobaan saja.
Tapi ... bagaimana kalau ternyata dia justru hanya sosok anak yang hadirnya sama sekali tak diharapkan? Mungkin Mommy tak tahu tapi sebetulnya setelah Jason datang ke dunia ini maka ... hanya ada kesengsaraan saja. Jae sebisa mungkin bertahan meskipun dia tahu betul bahwa jalan yang dipilihnya saat ini benar-benar tak sesuai dengan harapan.