"Kalau begitu sekalian menikah saja," tukas kak Jae.
Mama memijat pelipisnya, om Gensa melemparkan sendok yang digenggamnya dengan erat tadi. Aduh, respon kalian sangat berlebihan padahal kan kami sedang bercanda saja saat ini. Untuk apa membahasnya lebih lanjut karena kak Jae memang bercandanya beda dengan kita.
"Proses setelah pacaran itu tunangan, dan pernikahan legal di Indonesia untuk wanita adalah umur 20 tahun, Kak. Jadi dari pada terus mengatakan hak yang sangat tak masuk akal, makan saja hal banyak!" seruku padanya kemudian menyumpalkan bakpao.
Dia mengerucutkan bibirnya, ekpresi yang sebetulnya hanya ditunjukkan padaku akan tetapi saat ini ada begitu banyak orang. Kak Jae itu sadar, hanya saja menggodaku dianggapnya sebagai hal wajar atau malah suatu kebutuhan buatnya.
Aku menatap Mama dan om Gensa yang mulai kembali melanjutkan makan tetapi dengan lirikan mematikan. Keduanya benar-benar kompak kalau dalam hal menentang rencana kami.