Sedari SD sampai kini kami sudah SMA, aku memang sudah terbiasa satu sekolah dengan kak Jae. Ini semua bukan karena aku mencintai sampai tergila-gila padanya, sesungguhnya Mama tak sanggup untuk membiayai kehidupan sekolah. Mommy Jelita lah satu-satunya orang yang mau mengulurkan tangannya pada kami. Berhubung aku tak tahu diri kuterima semuanya, setidaknya sampai tamat SMA aku akan terus melakukan hal yang sama.
'Meskipun tahu bahwa jarak yang ada di antara kami sudah sejauh ini, bagaimana bisa aku terus berharap bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun?' kekehku yang tengah meratapi nasib ini.