Ibu yang masih merasa lemas pun ikut memaksakan diri untuk bangkit. Ia melangkah lunglai menuju kamar Dion dan mulai mendengarkan rekaman yang Ruri kirimkan melalui alat Dion. Mendengar dengan seksama, wajah bingung pun terlihat. Mereka mencoba membayangkan apa yang sedang Ruri alami saat ini.
"Apa kau yakin ini permainan yang kita maksud?" tanya Ayah dengan tatapan mengganjal.
"Yah, aku yakin sekali. Sudah tak ada lagi pendaftarannya. Aku yakin mereka sudah mendapatkan target jumlah peserta."
"Apa yang membuat kau yakin? Bukankah kita sudah lama menyelidiki ini. Tetapi permainan ini justru kembali hadir setelah Ruri datang dalam kehidupan kita. Sudah tiga tahun lamanya, bahkan Sesilia jauh lebih lama menyelidikinya."
Ucapan Ibu pun disetujui oleh Dino dan Ayah. Kedua lelaki itu terlihat menganggukkan kepala.