Nada dingin yang biasanya keluar dari bibir indah pria yang ada di depannya itu, tak pernah terasa sehina sekarang.
Pada saat yang bahkan sudah tak bisa Rea katakan apakah itu sudah menjadi saat dia terlambat atau tidak, dia hanya tak bisa mengalihkan pandangannya itu dari Allail yang terus saja bicara omong kosong.
Dia benar-benar sedang terlihat jelas bahwa dia sedang menghindari sesuatu yang jelas-jelas sangat berarti baginya.
"Apa itu? Apa yang sudah membuat Om berkata seperti itu? Apakah itu karena rasa yang sudah Om pendam pada seseorang? Atau, jangan-jangan Om melihat orang lain pada diri saya?"
Allail pun terbelalak mendengar pertanyaan yang kala itu dilontarkan oleh gadis kuliahan yang notabenenya adalah manusia biasa yang bahkan belum mencapai usia tepat 20 tahun itu.
Pertanyaan yang benar-benar tepat sasaran padanya yang sudah lama tak pernh ada satupun yang pernah melemparkan tatapan padanya seperti apa yang Rea lakukan selama seribu tahun terakhir.