Sarita terus memandangi layar laptop di depannya dengan tatapan yang kosong, dan hal itu disadari oleh Zayn yang sejak tadi memperhatikan ibunya.
"Apa yang Mama pikirkan? Sejak tadi aku lihat Mama sering melamun!" tanya Zayn. Dia lalu turun dari ranjangnya, dengan membawa tiang infus untuk duduk di kursi samping Sarita.
"Ooh, ti-tidak apa-apa! Mungkin Mama sedang lelah saja, akhir-akhir ini banyak pekerjaan yang harus Mama urus," jawab Sarita dengan tergagap.
Zayn mengambil salah satu berkas yang tersimpan di meja samping laptop Sarita. Melihat-lihat kertas di tangannya.
"Jangan terlalu dipaksakan, Ma! Istirahat saja dan juga tidak perlu menungguku di sini. Kondisiku juga sudah mulai membaik," ujar Zayn.
"Tidak apa-apa Zayn, Mama justru senang melakukan ini di sini. Di rumah Mama seperti tidak mendapatkan ketenangan ... Oh ... maksud Mama, Mama tidak bisa fokus pada pekerjaan." Hampir saja Sarita keceplosan.
Dukungan pembaca sangat berarti. Walau menurun, terima kasih yang masih setia memberi stone dan hadiah lainnya.