Sore harinya, aku membawa Maryam dan Sadiyah ke rumah. Ku lihat anakku antusias melihat kedatangan Sadiyah. Mengerti dengan apa yang akan kami lakukan, Kathriena pun menyuruh Holland untuk mengajak Sadiyah berkeliling rumah dan bermain. Ku suruh Maryam untuk duduk, sedangkan istriku mengambilkan camilan beserta minuman. Maryam nampak kebingungan saat ku ajak dirinya dan Sadiyah ke rumah kami.
Aku menarik nafasku lalu menghembuskannya secara perlahan. Aku harus membicarakan hal sensitif ini dengan hati-hati kepada Maryam. Aku tak ingin dia malah tersinggung akibat ucapanku. Setelah merasa tenang dan siap, aku pun memulai pembicaraan. Aku berkata, "Sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu, mungkin apa yang akan kita bicarakan akan menyangkut masalah pribadimu, Maryam."