Usai sarapan, Galaksi berjalan ke kamar untuk membuka gorden kamar. Setidaknya biar istrinya sadar jika perempuan itu bangun kesiangan. Tepat saat ia hendak membuka gorden di jendela, ponsel May yang ada di atas meja berdering.
Takut jika ada orang penting yang menghubungi, lelaki berlesung pipi itu buru-buru meraih ponsel tersebut. Rupanya ada panggilan dari ibu mertuanya. Jemarinya langsung menggeser ikon bergambar telepon warna hijau itu.
"Halo, assalamualaikum, Bun!" sapa Galaksi pada mertuanya.
"Wa'alaikumussalam. Eh, ini menantu Bunda, ya?" tanya Tika dari sebrang.
"Iya, Bun. Ada apa?"
"May, dimana?"
Galaksi terdiam sejenak. Ia melirik ke arah istrinya yang masih terlelap. Jika ia jujur mengatakan bahwa May masih terlelap, rasanya ia akan mendapatkan omelan dari bundanya. Padahal perempuan itu pasti kelelahan karena pada hari minggu kemarin sudah bekerja keras. Apalagi setengah hari May bukan di toko, melainkan menanam bibit tanamam yang semuanya di kerjakan sendiri.