Mendung sudah berganti menjadi awan yang memutih, mentari juga sudah memancarkan sinarnya meski tak terlalu panas. Lelaki yang baru saja mengurus beberapa mata kuliah yang bermasalah itu kini berjalan menuju kantin. Jam di pergelangan tangannya masih menjukkan pukul sepuluh, tapi ia sudah keburu haus dan tak tahan lagi untuk membasahi tenggorokannya yang kering kerontang.
Begitu sampai pada tempat tujuan, ia langsung mengambil sebotol minuman dingin yang ada di lemari pendingin, membayarnya lalu berajak dari sana sembari membuka segel botol tersebut. Netranya mencari tempat duduk di sepanjang jalan yang dipasang paving block tersebut. Kebetulan sekali, ada bangku kosong dari kayu yang teronggok sendirian di bawah pohon beringi yang tak terlalu besar.