Tepat pukul 5 May terbangun karena ponselnya berdering, walau tak nyaring, namun cukup membuatnya terbangun. Sebelum melihat ponselnya May lebih dulu mengamati sekitarnya. Cahaya dari lampu tidur dan nuansa kamar yang berbeda membuatnya sadar sesuatu.
"Ternyata aku tidak sedang bermimpi," gumamnya. Ia pikir pernikahan dengan Galaksi hanya sebagian dari mimpi buruknya. Namun, ternyata ia salah. Galaksi malah bagian dari dunia nyatanya.
Kembali May melihat layar ponselnya. Ada sebuah panggilan dari bundanya. Sebelum mengangkat panggilan dari bundanya, May sempat mematikan senter ponselnya.
"Halo, Bun, ada apa?" tanya May lirih.
"Bangun dan jangan lupa untuk memaskkan suamimu! Siapkan juga teh atau kopi, sesuai kesukaanya. Jadilah istri yang baik, jangan pemalas!" peringat Tika.
Setelah itu panggilan berakhir karena Tika harus memasak dan membereskan rumah, karena yang biasanya memberesi rumah sudah punya kehidupan sendiri.
May berjalan keluar kamar dengan malas, netranya menyisir setiap sudut ruangan yang masih menyalakan lampu kuning, kecuali lampu dapur. Kaki kurus perempuan itu menyusuri anak tangga hingga akhirnya sampai di depan dapur.
Ada 2 orang koki rumah yang sedang memasak untuk menu sarapan kelak. May ikut bergabung untuk membantu, walau kedua koki itu menolak tapi istri dari Galaksi itu tetap bersikukuh ingin membantu.
Sepanjang memasak May juga banyak bertanya tentang Galaksi, setidaknya jika Bundanya menginterogasi dirinya tentang Galaksi, akan lebih mudah untuk menjawabnya. Dari situ May jadi tahu apa makanan kesukaan Galaksi dan kebiasaannya tiap pagi.
Usai menyiapkan sarapan, May ingin melihat-lihat sekeliling rumah. Biasanya rumah orang berada punya taman di samping atau belakang rumah, wajar saja jika ia penasaran. Namun, baru saja ia hendak keluar tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"May! Mau kemana?"
Bak maling yang kepergok ingin mencuri, buru-buru May membalikkan badan dan netranya langsung bersirobok dengan sosok lelaki yang sudah rapi dengan setelan jas resmi kantor.
"Eh, Om. May tadi mau---"
"Kok Om?" protes Jedi. "Panggil papa dong," pintanya.
"Ah, iya, Pa," jawab May kikuk. Ia masih benar-benar tak percaya jika ia sudah menikah dan sekarang ia memiliki dua ayah.
"Tolong bangunkan Galaksi, ya! Biasanya dia yang paling susah bangun untuk sarapan," pinta Jedi.
Seperti yang dikatakan oleh dua koki di dapur tadi, kebiasaan Galaksi yang susah bangun membuat Jedi kadang tak sempat melakukan makan bersama karena sudah diburu oleh waktu, sedangkan sang anak sangat susah dibangunkan.
"Oke, Pa." May berlalu pergi untuk membangunkan Galaksi.
Sesampainya di kamar May langsung membukan gorden beserta jendelanya, berlanjut mematikan lampu tidur, lalu mendekat ke arah kasur Galaksi.
"Galak, bangun!" May menarik-narik ujung kaos Galaksi. "Udah pagi nih," imbuhnya.
Karena tak ada reaksi, May terpaksa harus mengguncang tubuh Galaksi lebih kuat. Namun, reaksinya hanya menepis tangan May lalu kembali tidur.
"Rupanya kalau tidur udah macam simulasi orang mati," gumam May.
May mencoba meneriaki, namun malah mendapat pukulan di kening. Mencoba menarik-nari-narik tangannya, tapi malah ia yang hendak di tarik ke kasur.
Kesal karena Galaksi tak kunjung bangun, May mengambil Kimnar lalu mendekatkan ke arah wajah Galaksi.
"Woi, bangun pemalas!" omel May sembari menoel-noel pipi Galaksi menggunakan kaki Kimnar.
Merasakan ada sesuatu yang aneh, kontan Galaksi memekik ketika membuka mata dan langsung berhadapan dengan seekor makhluk berbulu.
"Akhirnya Galak Sih sudah bangun," ucap May sembari menjauhkan Kimnar dari wajah Galaksi.
"Woi! Apa-apaan sih!" teriak Galaksi panik. "Lo mau bikin gue mati muda?" protesnya.
"Wah, seru juga. Kalau kamu mati, kan harta warisannya bisa jatuh ke tangan aku nantinya," jawab May lalu tergelak.
Mata Galaksi membola sempurna. "Dasar perempuan nggak waras!" maki Galaksi karena kesal.
"Heh, bangun gih, disuruh sarapan dulu sama Om---eh, Papa." May berjalan menuju pintu balkon lalu meletakkan Kimnar di sana agar bisa berjemur.
Saat kembali ke kamar Galaksi, May masih mendapati Galaksi yang terduduk di atas kasur, dengan selimut yang masih menutupi setengah badannya.
"Nggak perlu dipikirin sampe segitunya. Aku nggak ada niatan untuk bunuh kamu, apalagi cuma demi harta doang," ucap May. "Tapi kalau kamu nggak juga beranjak, jangan salahin aku kalau Kimnar aku minta buat nyerang kamu." Usai mengatakan itu May berjalan menuju keluar kamar.
Sementara Galaksi bergegas bangun untuk mencuci wajahnya. Tak lupa berbagai rentetan gerutu tentang May ia lontarkan disepanjang kegiatannya.
May sendiri sudah duduk di meja makan, sesekali ekor matanya melirim ke arah tangga dimana Galaksi takk kunjung menampakkan presensinya.
"May, kamu yakin Galaksi tidak tidur lagi?" tanya Jedi karena melihat Galaksi tak kunjung turun.
"Tadi udah bangun kok, Pa. Mungkin dia lagi ngobrol sama dirinya di depan cermin," jawab May dengan sedikit bercanda.
"Eh, May, gue kasih tahu nih sama lo---"
"Jangan bongkar aib adik sendiri napa, Bang!" protes Galaksi yang sudah sampai di tangga terakhir.
"Eh, gercep juga ya lo kalau dibangunin sama istri sendiri!" goda Arche.
"Diem lu, Bang!" Galaksi hendak duduk di samping Arche namun langsung dihalangi oleh kakak lelakinya itu.
"Ets! Lo itu duduknya di samping istri lo, ngapain lo duduk di samping gue!" protes Arche.
"Gal, kamu duduk di samping May," titah Jedi.
"Galaksi nggak mau, Pa!" bantah lelaki berlesung pipi itu.
"Kalau lo duduk di samping gue, gue yang bakal duduk di samping May. Walau gue bukan suaminya, seenggaknya gue bisa jadi kakar ipar yang baik. Gue yakin almarhum Mama bakal lebih bangga sama gue," ucap Arche sembari melirik Galaksi.
"Biar gue yang duduk di samping May," Galaksi berjalan ke arah kursi kosong yang ada di samping May.
"Maafkan, Galaksi sama Arche, ya, May!" ucap Jedi dengan senyum.
"Ah, iya, Pa," jawab May dengan senyum pula. Sedikit heran karena kakak beradik itu sulit untuk akur.
"Tapi seru kan, May! Pagi-pagi lihat drama Guliwood," ucap Arche lalu tertawa.
"Sudahlah, sekarang kita makan pagi dulu," ucap Jedi menyudahi gelak tawa putra sulungnya.
Usai sarapan, isi rumah mulai sepi karena Arche dan Jedi pergi ke kantor, sedangkan Galaksi pergi ke kampus. Hanya tersisa May sendiri dan beberapa ART yang baru datang.
May jadi tahu jika ternyata koki di sini akan pulang ketika tugasnya sudah selesai. Sementara asisten rumah tangga yang bertugas membersihkan rumah akan datang sekitar pukul 8, dan akan pulang juga ketika tugas mereka selesai. Untuk yang tetap tinggal disini hanyalah 2 orang satpam dan 1 orang sopir pribadi Jedi.
Saat melihat area sekeliling rumah, May tak lagi terkejut jika halaman belakang dan samping hanya berisi tanah kosong dengan tumbuhan teh-tehan yang memagari rumah. Siapa yang mau sibuk mengurus tanaman sedangkan penghuni rumah saja sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Bosan tak tak ada kerjaan, May memilih untuk bermain dengan Kimnar. Ketika sedang asyik-asyiknya menggelitiki Kimnar, ponsel yang ada di sampingnya berdering. Nama "Galak si Galak" terpampang jelas di layar ponsel, sedang menghubunginya.
Ingin mengabaikan, tapi jika itu penting, bisa-bisa ia mendapat hujan amukan. Akhirnya ia menggeser ikon hijau berbetuk telepon.
"Ha---"
"Woi, anterin laptop gue yang di atas meja!" teriak Galaksi.
Kesal dengan cara si Galak, May balas memakinya. "Woi, kalau kamu minta tolong dengan kaya gitu, malaikat yang baik pun juga bakalan nendang kamu ke neraka hidup-hidup!"
"Tolong! Gue lagi butuh banget!" rengeknya.
"Astaga! Makhluk aneh!" cibir May. "Nanti share-loc." May langsung mematikan panggilan secara sepihak.
Walau berat hati, akhirnya May pergi juga dengan menggunakan jasa ojek online motor. Satu hal yang baru May sadari, karena terburu-buru May hanya mengganti bajunya secara asal. Mana yang ia temu terlebih dahulu, itulah yang ia gunakan.
Saat sampai ia melirik ke arah kaca toko untuk melihat penampilannya. Kaus berwarna biru dongker sebagai atasannya dan rok kembang selutut warna abu-abu sebagai bawahannya. Ankle strap shoes yang pernah ia pakai saat bertemu Galaksi ia gunakan lagi.
May berdiri sembari menenteng tas berisi laptop di dekat gerbang kampus Galaksi, namun orang yang ia cari tak juga menampakkan wujudnya.
"Sepupu Galaksi?"