Ryan membereskan meja kerjanya. Memasukkan beberapa barang yang tidak ia butuhkan, termasuk semua barang pemberian Jenna. Juga apa pun yang meninggalkan kenangan pahit. Kecuali satu foto kebersamaan mereka.
Ryan tak mampu membuang itu.
Sesungguhnya sedikit saja kenangan sangat berharga baginya. Ia seolah tak ingin melepaskan apa pun yang itu berasal dan membuatnya terkenang akan Jenna. Namun, makin ia menyimpan benda-bena itu, makin dirinya merasakan sakit luar biasa.
Ia tak pernah rela, tak akan rela. Dan melepaskan juga bukan hal yang mudah meski untuk memiliki juga sebuah hal yang mustahil.
Ia memandangi kembali foto dalam bingkai, di mana Jenna tersenyum dengan cantiknya. Wanita itu selalu jadi yang tercantik bagi Ryan. Meski Hellen kini telah berhasil menempati sisi hatinya yang kosong karena kepergian Jenna, entah mengapa Ryan merasa wanita itu masih mengawasinya dari tempat yang jauh.