Melihat sorot mata tajam Axel yang berkilat dan memancarkan api, saat sedang dikuasai amarah, Zelyn kini mulai mengangkat tangan untuk mengusap lembut lengan kekar Axel. Tentu saja ia ingin menyalurkan hawa positif. Berharap perbuatannya tersebut bisa meredam amarah dari sang kekasih.
"Tenanglah, Axel. Pagi-pagi malah sudah emosi. Sepertinya aku tidak bisa menahan semua keinginanmu itu. Kau bebas berbuat apapun pada penjahat itu, tetapi tidak perlu sampai terbakar emosi seperti seekor banteng liar yang marah."
Niat hati Zelyn adalah ingin menghibur Axel saat sedang emosi, tetapi ia sama sekali tidak pernah menyangka akan mendapatkan imbasnya. Ia kali ini tidak bisa lagi menghindar dari kenakalan pria yang sangat dicintainya tersebut.
Axel yang awalnya merasa sangat kesal dan marah pada Zelyn karena akan melibatkan para polisi, berangsur tenang begitu mendengar kalimat terakhir yang membuatnya gemas pada wajah cantik sang kekasih.