Mendengar suara yang sangat dihafalnya, Axel masih berusaha untuk menahan diri agar tidak terpancing emosi atas perkataan pria di balik telepon. Bahkan ia sudah sangat menghafal suara bariton dari sosok pria yang masih terus membangkitkan amarah di dalam dirinya. Axel hanya diam dan mengedarkan pandangan ke sekeliling untuk menahan diri agar tidak sampai berteriak.
"Menurutmu, penawar racun yang sudah kau berikan pada Zelyn, akan bertahan berapa lama, Axel? Kau bukan pria bodoh yang berpikir bahwa penawar racun itu telah sukses menyembuhkan Zelyn, kan?"
Kalimat terakhir dari pria tak dikenal yang dianggap musuh besarnya tersebut seketika membuat Axel menelan kasar saliva dan mengepalkan tangan kanan untuk menahan kendali diri agar tidak sampai memporak-porandakan semua yang dilihatnya. Deru napas memburu kini kembali dirasakan saat lagi-lagi degup jantung tidak beraturan terdengar sangat jelas ketika menahan amarah.