Axel yang dari tadi tersenyum smirk sambil mengarahkan ponsel ke arah wajahnya dan menunggu hingga panggilan tersambung. Tidak butuh waktu lama untuk menunggu sosok pria yang tak lain adalah Ardhan menjawab panggilan karena beberapa detik kemudian bisa melihat wajah di dalam layar ponsel.
Saat ia melihat Ardhan yang berekspresi sangat marah dengan bibir bergerak dan sudah bisa dipastikan menghinanya, Axel hanya mengulas senyuman karena ingin makin membuat pria itu marah.
'Sekarang kita buktikan siapa di sini yang merupakan pecundang tidak berguna, Ardhan. Bagaimana reaksimu saat aku melakukan sebuah hal kecil."
Axel yang kini melambaikan tangan sambil tersenyum, kini makin bersemangat untuk membakar jiwa Ardhan dengan cara melabuhkan bibirnya pada kening Zelyn. Tentu saja karena ia merasa sangat murka dan belum bisa melupakan hinaan dari Ardhan yang mengatainya seorang pecundang tidak berguna.