Zelyn kini hanya menganggukkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawab perintah pria yang menurutnya telah berubah makin memaksakan kehendak. Ia pun terlalu letih untuk berdebat karena merasa hatinya masih belum sembuh sepenuhnya dari luka dan tak ingin makin bertambah besar sakit yang dirasakan.
Dengan fokus menekan angka, yaitu nomor telepon sang ayah, Zelyn berniat untuk menaruh ponsel milik Axel di dekat daun telinga. Namun, ada panggilan yang masuk dan langsung dilihatnya . Ia mengetahui siapa yang menelpon. Mengetahui ada panggilan internasional, ia refleks langsung menunjukkan benda pipih tersebut pada pria yang masih berjongkok di hadapannya.
"Ayahmu menelpon. Apa tadi kau belum menelponnya?"
Tanpa membuang waktu, Axel langsung merebut ponsel miliknya dan bisa mendengar suara sang ayah saat mengeluarkan amarah.