Zelyn saat ini masih duduk di tempatnya karena tidak bisa kemana-mana dan hanya menunggu sampai Axel selesai melakukan ritual membersihkan diri. Tentu saja dengan beragam pikiran yang berkecamuk di dalam otaknya. Di satu sisi, ia masih belum bisa melupakan pengkhianatan Ardhan. Rasa sakit itu bahkan telah mendarah daging dan membuat luka tak berdarah cukup dalam di hati.
Sementara di sisi lain, ia merasa sangat senang saat melihat perubahan signifikan dari seorang mafia yang merupakan sang casanova. Pria yang telah menjungkirbalikkan perasaannya itu seperti benar-benar ingin menunjukkan keseriusan padanya dengan berubah menjadi orang baik.
Dengan menundukkan kepala untuk memikirkan semua yang membuncah di dalam pikirannya, Zelyn masih belum bisa mengerti apa yang sebenarnya diinginkan saat ini. Ia benar-benar sedang dilanda kegundahan luar biasa dan menyadari kebodohannya karena telah mempercayai dua orang yang sangat berarti dan dipercaya melebihi diri sendiri.