Daniel yang dari tadi berdiri di depan ruangan kamar Zelyn, tentu saja bisa mendengar meskipun hanya samar-samar karena ia tadi sempat menempelkan telinganya di daun pintu untuk mengetahui apakah wanita yang tadi dihubungi sudah menelpon.
Begitu melihat sosok pria yang terlihat sangat berantakan penampilannya, yaitu rambut acak-acakan dari bosnya seperti orang yang sangat frustasi. Dengan membungkukkan badan, kini Daniel langsung mengiyakan pertanyaan dari orang yang sangat dihormatinya tersebut.
"Iya, Tuan Axel. Meskipun samar-samar dari luar, tetapi sepertinya tadi nona Zelyn cukup keras menangis di dalam kamar. Wanita bernama Yessy itu sepertinya telah membuat nona Zelyn sangat hancur. Lalu, apa rencana Anda, Tuan Axel? Bukankah tadi Anda ingin tidur?"