Axel yang tadinya berdiri tak jauh dari tempat Zelyn berada, awalnya ingin tertawa melihat tingkah wanita yang tidak bisa membuka parfum miliknya. Namun, wajahnya berubah merah menahan amarah saat parfum satu-satunya yang dibawa olehnya telah hancur berkeping-keping di lantai.
Bahkan ia yang masih belum mengalihkan pandangannya dari Zelyn, mengetahui bahwa wanita itu kini tidak berani menatap wajahnya karena merasa takut. Ia menganggap parfum seperti nyawa kedua untuknya karena baginya, itu melengkapi penampilannya hingga menjadi sempurna dan digilai banyak wanita saat mengendus aroma tubuhnya.
'Astaga, nasib parfum kesayanganku. Jika orang lain yang melakukannya, aku benar-benar sudah melempar tubuh orang itu ke laut!' umpat Axel yang saat ini meraih ponsel miliknya di dekat ranjang yang tadi sudah diisi daya. Ia sudah mengetik pesan pada Daniel untuk membeli parfum yang sama untuknya karena tidak tertarik dengan parfum lain.