Dengan wajah masam saat merasa seperti seorang pembantu, yaitu membawakan tas milik wanita yang berada di atas brankar dengan didorong oleh dua perawat, Axel sibuk mengumpat di dalam hati.
Tentu saja selama berada di Bali, dia merasa sangat kesal saat tidak bisa berbuat seenaknya sendiri seperti ketika berada di negaranya yang selalu memberikan sebuah pelajaran pada orang yang berani mengusik ketenangannya dengan nyawa melayang.
Apalagi mayat yang sudah tidak bernyawa akan menjadi santapan harimau peliharaannya. Merasakan tubuh terkoyak harimau dan hanya menyisakan tulang saja. Menurutnya, itu adalah hukuman yang paling tepat untuk orang-orang saat memilih mengusik ketenangannya.
Kini, para perawat sudah menyelesaikan tugasnya dan mulai berpamitan sebelum keluar dari ruangan tersebut. Sementara Axel yang baru saja menaruh tas, melirik sekilas pada benda berwarna hitam milik sosok wanita yang masih tidak sadarkan diri tersebut.