"terus bagaimana dengan Rani." tanya Bima.
"biar aku yang menggantikan Lo." kata Joni sehingga membuat Bima kaget mendengarkan perkataan Joni barusan.
"hah..., maksudnya." kata Bima karena dia kaget.
"ya,gue yang makan malam sama dia. gue bakal jelasin sama dia kalo Lo harus urus masalah pekerjaan Lo." kata Joni dengan wajah serius nya.
"gak perlu lah...,biar gue aja yang bilang sama Rani nantinya. lagian kalo Lo yang gantiin gue malahan nanti Rani semangkin mengamuk sama gue." kata Bima dengan di akhiri senyum.
"ya udah kalo Lo bisa selesaikan masalah Lo sama Rani. Cuma gue mau ingetin,kalo Lo gak boleh batalin pertemuan Lo sama CEO itu." kata Joni dan menyerupai teh yang di buat oleh dirinya sendiri itu.
"gue balik dulu ya. terimakasih udah kasih solusinya." kata Bima yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
"oke..., hati-hati Bim." kata Joni.
setelah itu Bima langsung keluar dari dalam apartemen Joni dan dia langsung pulang menuju kerumah orang tuanya.
sedangkan Naura,wanita itu tersenyum bahagia. karena dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.
untuk masalah meyakinkan Dady nya,biar Naura pikirkan malam ini saja. Naura akan sekuat tenaga untuk merayu Dady nya itu agar mau menerima Bima menjadi asisten pribadinya dan Naura juga akan meminta bantuan dari mom nya agar Dady nya semangkin mudah untuk di yakini.
"kau akhirnya jatuh ke pelukan ku juga. aku akan membuat kamu menjadi apa yang aku inginkan." ucap Naura dengan memandang wajah terlelap nya Bima semalam saat mereka sudah melakukan hubungan intim itu.
Bima sangatlah tampan saat tidur,apa lagi dia bertelanjang dada sehingga semangkin membuat ketampanannya sempurna di mata Naura.
"tampan...,satu kata yang pas untuk mendeskripsikan diri kamu Bima Ardiansyah." ucap Naura dan kembali tersenyum melihat foto Bima itu.
saat Naura lagi memandang foto Bima dengan senyum yang menghiasi wajahnya, tiba-tiba pintu ruangan kerja Naura di buka sehingga membuat Naura kaget dan langsung menyembunyikan foto itu di dalam lacinya.
"sayang..." kata seorang laki-laki yang langsung merentangkan tangan untuk memeluk Naura.
"hai...,kok gak bilang mau ke sini." sambut Naura dengan hangat dan langsung memeluk laki-laki itu.
"ya sorry...,aku lagi gak ada kerjaan aja di kantor. jadi langsung ke sini deh,temuin pacar aku yang selalu ngangenin ini." ucap Dion dengan sangat tulus.
"makasih sayang...,ya udah yuk kita duduk." ajak Naura.
setelah itu mereka langsung duduk di sofa yang ada di ruangan Naura itu, Dion terus aja tersenyum memandang wajah cantiknya Naura dan dia tidak berhenti memandang wajah ke kasihnya itu.
"lagi apa tadi." tanya Dion yang masih saja memandang wajah cantik Naura.
"lagi priksa berkas aja,terus udah selesai sih." jawab Naura dengan santai.
"oke...,udah makan siang apa belum." tanya Dion lagi.
"belum...,kan baru aja selesai kerjanya." kata Naura dengan serius.
"jangan serius-serius sayang. serem,ya udah sekarang kita makan siang di luar yuk." ajak Dion sehingga membuat senyum di wajah Naura terbit.
setelah itu mereka langsung keluar dari perusahaan terbesar itu dan langsung menuju restoran termahal yang ada di Jakarta.
"sayang...,, kamu udah selesai kerjaan nya di kantor." tanya Naura kepada Dion.
"ya...,tadi ada papa ke kantor." jawab Dion dengan malas.
"apa lagi sih mau si tua bangka itu." kata Naura dengan kesal.
papa Dion itu adalah ayah tirinya Dion, sedangkan ayah kandungnya sudah meninggal. sehingga mama Dion menikah kembali dengan papa Dion yang sekarang.
karena merasa dia suami baru dari mamanya Dion,dia ingin berkuasa dan dia ingin perusahaan yang sedang di pimpin oleh Dion itu jatuh ke tangannya.
"udah lah..., biarkan aja. sekarang kita cari makan oke." kata Dion dengan tenang.
"Kenapa kamu selalu menjadi pemaaf sih..." kata Naura yang tidak habis pikir dengan pacarnya itu.
"percuma menjadi pendendam dan percuma juga marah, karena semua itu tidak akan menyelesaikan masalah. lebih baik diam mencari solusi dari masalah yang di hadapi." ucap Dion dengan tenang dan sangatlah bijak.
"ini lah alasan aku mencintaimu sayang..." ucap Naura dan langsung merangkul tangan Dion.
saat sudah sampai di restoran yang di tuju, Naura dan Dion langsung masuk kedalam dan memesankan meja untuk mereka. hari ini sangat ramai sehingga membuat Naura risih berada dalam restoran itu.
"sepertinya orang kaya di Jakarta sudah mulai meningkat." ucap Naura dengan judes.
"sayang..., bukan hanya orang kaya aja yang bisa di restoran ini. jadi stop memandang semua orang dari materi oke." kata Dion yang di akhiri senyum.
"iya sayang ku...,hanya saja tadi kesal sebentar." kata Naura dan tersenyum manis kepadanya Dion.
"ya udah yuk kita menuju meja kita." ajak Dion kepada Naura.
setelah itu mereka langsung menuju meja mereka dan saat lagi jalan Naura gak sengaja menyenggol seorang pelayan restoran itu sehingga membuat jus dan makan yang di bawa pelayan itu tumpah kepada salah satu pembeli restoran itu.
"aw....,panas..." ucap wanita itu dan langsung berdiri.
"maaf mbak...,maaf saya gak sengaja. karena mbak ini yang menyenggol saya sehingga makanan dan minumannya tumpah mengenai mbak." ucap pelayan itu dengan ketakutan dan rasa bersalah.
"kok gue yang di salahin." protes Naura yang tidak mau di salahkan.
"ya kan emang mbaknya yang menyenggol saya." ucap pelayan itu tidak mau kalah.
"heh pelayan. Lo itu jalan gak pakai mata, makanya ke senggol." ucap Naura yang kesal dengan pelayan itu.
"gak kok..., mbaknya aja yang jalan liat pakai dengkul jadi menyenggol saya." ucap pelayan itu gak mau kalah lagi.
"kurang ajar ya kamu..." geram Naura dan sudah siap menjambak rambut pelayan itu.
tapi dengan cepat Dion menghentikan Naura, Dion langsung berdiri di hadapan pelayan itu dan Naura langsung mengurungkan niatnya untuk menjambak rambut pelayan itu.
"Naura...,jangan egois. kalo salah ya salah,jangan pernah menjadi manusia yang paling benar di dunia ini." ucap Dion dengan serius sehingga membuat Naura menundukkan kepalanya.
"maaf mbak...,pacar saya lagi capek makanya mudah emosi." ucap Dion kepada pelayan itu.
"gak papa kok mas." jawab pelayan itu dengan ramah.
"terimakasih." ucap Dion.
"ck..., kalian ini ya gak punya malu apa." ucap wanita yang menjadi korbannya sehingga membuat pelayan dan Dion melihat wanita itu.
"maaf mbak...,maaf kami sudah mengabaikan mbak. oh iya sebagai gantinya mbak mau apa." tanya Dion dengan lembut.
"saya gak perlu jasa kalian,saya hanya ingin kalian tanggung jawab." ucap wanita itu dengan tegas.
"Lo mau uang berapa." kata Naura sehingga membuat Dion, pelayan dan wanita korban itu melihat kearah Naura.
"saya gak perlu uang kalian,Yang saya mau kalian tanggung jawab." ucap wanita itu dengan tegas lagi.
"sombong amat..." ucap Naura dengan judes.
"Naura..." tegur Dion sehingga membuat Naura diam.
"oke mbak...,apa yang harus kami lakukan." tanya Dion dengan lembut lagi.
"minta maaf saja."
bersambung....