Sebagus apapun permainan Dodi dan Fajar, Fadil tidak begitu menikmatinya. Kegalauan hatinya, membuat kedua mata dan hatinya tertutupi oleh kabut. Aroma harum mengalihkan perhatiannya, dia melihat Luna berjalan melintas dan berbaris untuk memesan. Di luar kantin, Fadil melihat Robi mengenakan jas dan celana bahan berwarna coklat. Parasnya yang tampan, senyuman Robi yang manis sempat menarik perhatian mahasiswi yang melintas. Robi terlihat sangat bahagia, memandangi calon tunangannya.
Fadil meletakkan ponsel miliknya, kedua matanya tak berkedip memandangi mereka berdua secara bergantian. Semakin lama dia memandangi mereka berdua, hatinya semakin terasa perih. Apalagi, ketika Luna membawa pesanan dengan sangat bahagia bersama Robi. Setelah itu, Luna dan calon tunangannya berjalan bergandengan tangan.
"Sudahlah bang, move on!" kata Dodi.
"Iya bang, sampai kapan elu begini terus? Sumpah rugi Mas, masih banyak ribuan wanita di luar sana yang lebih baik, " sambung Fajar.