Pada pukul dua pagi, bar street di tepi Sungai Yan masih nampak terang benderang.
Di dalam bar malam di ujung jalan, sebuah lagu dansa sudah selesai dimainkan dan DJ sedang mengganti disk. Para wanita dan pria yang menari panas di atas panggung sudah turun dari panggung dan masing-masing berbondong-bondong ke bar meja untuk duduk.
Namun sisi paling kiri bar meja adalah tempat yang paling banyak dikelilingi oleh sekumpulan orang. Seorang pria tampan yang memiliki poni depan yang sedikit panjang dan senyuman yang sedikit narsis itu berbicara sambil tertawa, "Semua orang sudah melihat pencarian trending malam ini, kan. Aku sendiri adalah teman sekelas SMA Bao Yan dan sudah berteman baik dengannya selama sepuluh tahun lebih. Dia mengatakan bahwa dia pernah menyukai seseorang dan kemudian dicampakkan. Semuanya, jangan tidak percaya padanya. Aku memberitahu pada kalian bahwa itu bukan pertama kalinya dia dicampakkan, tetapi ini adalah kedua kalinya dia dicampakkan pada malam ini."
Orang yang minum wine di samping tertawa terbahak-bahak dan tidak ada seorangpun yang menganggap serius kata-kata yang diucapkan oleh pria itu hanya karena merasa sangat senang untuk sesaat. Lalu seorang pria muda tersenyum dan berkata, "Kalau kamu adalah teman sekelas SMA Bao Yan, maka aku juga adalah suami Xia Siyu saat ini."
"Aku benar-benar adalah teman sekelas SMA-nya."
"Aku benar-benar adalah suaminya saat ini."
Kemudian suami asli Xia Siyu saat ini tiba-tiba muncul dan membuat bartender itu merasa sangat terkejut. Bao Yan mengganti pakaiannya menjadi jaket, mengenakan topi baseball, dan sepasang kacamata hitam besar juga bertengger pada wajahnya. Di dalam bar yang memiliki pencahayaan yang remang-remang, penampilannya itu tidak menarik perhatian.
Ruang VIP.
Bartender itu masuk ke dalam sambil membawa piring, sementara Bao Yan duduk diatas sofa dengan nyaman sambil bermain handphone dan menyilangkan kaki panjangnya dengan acuh. Resleting di jaketnya sudah dibuka dan terlihat kemeja putih didalamnya dengan dua kancing yang tidak dikancingkan. Setelah mendengar suara langkah kaki bartender itu masuk ke dalam, dia tidak mendongak kepalanya dan hanya mengulurkan tangannya. Arti postur tangan itu adalah agar bartender itu membawakan minuman keras itu padanya.
Bartender itu bertanya, "Apa kamu boleh minum minuman keras? Besok kamu masih memiliki jadwal untuk pekerjaan, kan? Apa tidak takut wajahmu bengkak?"
Bao Yan masih tidak membalas perkataannya dan jari tangannya yang bergantung di tengah udara itu bergerak-gerak.
Dengan wajah tak bisa berkata-kata, bartender itu menuangkan segelas whiskey yang merupakan kesukaannya untuknya. Lalu dia menjepit dua batu es dari ember es dan memasukkan ke dalam gelas. Dia menyerahkan gelas whiskey itu ke dalam tangan Bao Yan. Lalu Bao Yan menerimanya dan mengguncang-guncang gelas whiskey itu dengan pelan. Cairan alkohol yang berwarna amber itu bergoyang di dalam gelas kaca whiskey berbentuk kubus dan batu es di dalamnya itu seperti kristal yang mengeluarkan suara gemeretak yang jernih seiring dengan guncangannya.
Kemudian dia mengangkat gelas whiskey itu dan meminumnya habis dalam seteguk. Setelah selesai minum, dia mengulurkan tangannya ke depan dan arti postur itu adalah tuangkan segelas lagi.
Ekspresi tidak suka di wajah bartender itu semakin menjadi-jadi dan kemudian dia menuangkan untuknya lagi dengan wajah tidak senang.
Bao Yan minum habis dalam seteguk lagi dan menghela nafas panjang. Namun kesuraman di antara alis dan matanya itu belum meregang dan seolah-olah semakin mengental.
Kemudian bartender itu menuangkan segelas untuk dirinya sendiri dan menyesapnya. Baru saja selesai minum, dia langsung mulai mengeluh, "Untuk kedepannya jika kamu ingin datang ke sini, apa kamu bisa memberitahu kepadaku terlebih dahulu? Sekarang kamu juga sudah lumayan terkenal. Namun kamu malah datang secara mendadak seperti ini saat aku tidak memiliki persiapan sama sekali. Jika kamu dikenali oleh seseorang dan menimbulkan kekacauan, apa kamu pikir aku masih bisa melakukan bisnis malamku atau tidak?"
Bao Yan mengangkat matanya dan bertanya, "Hanya ini?"
"Apa maksud dari hanya ini? Bisnisku disini beroperasi sangat bagus, oke? Pada waktu pukul dua pagi hari, posisi pelabuhan juga tidak bagus jadi memiliki tempat efisien seperti ini sudah bagus sekali, oke?" Kemudian bartender itu meminum habis whiskey di dalam gelasnya dengan kesal lalu menuangkan segelas lagi untuk Bao Yan dan juga untuk dirinya sendiri, "Aku sedang berpikir apa alasanmu bisa datang untuk minum minuman keras hari ini? Apa karena diprovokasi oleh seseorang? Dia mengatakan bahwa dia tidak mungkin akan bekerja sama dan tidak akan bekerja sama denganmu seumur hidupnya?"
Bao Yan tidak menghiraukannya dan meminum habis whiskey-nya. Kemudian dia mengambil sumpit untuk menjepit sebiji kacang dan mengunyahnya dengan pelan di mulutnya.
Bartender itu juga melemparkan sebiji kacang ke dalam mulutnya sendiri dan memakannya sambil berbicara dengan samar dan tidak jelas, "Atau karena berita skandalnya dua hari yang lalu itu yang membuat kamu tidak senang?"