Perjuangan 30 menit.
Akhirnya Yumi tidak jadi pulang ke Tokyo.
Ku ajak dirinya ke restoran Wagnaria.
"Meja untuk dua orang, dekat jendela saja" ucap ku ke Kido selaku pelayan
"Baik silahkan ikuti saya" balasnya
.
Di tempat duduk nomor 23.
"Mau pesan apa?" tanya ku
"Terserah" balasnya dengan cuek
"Oke terserah ya, ku pesankan parfait pancake dan ice cream mau?" tanya ku
"Kamu mau aku gendut ya!"
"Ya siapa tau mau yang manis manis"
"Kheee, huh"
"Jadi mau yang mana?" tanya ku lagi
"Terserah"
Ku pencet tombol bel dan Kido datang.
"Mau pesan paket pembuka hingga penutup 2" ucap ku
"Baiklah, ada lagi?" tanyanya
"Tambah cola dan kentang goreng"
"Baiklah, silahkan tunggu sebentar"
.
Yumi melihat menu pilihan ku.
"Ini kebanyakan Haruka" ucap Yumi
"Wah wah sekarang panggilnya bukan sayang nih?" tanya ku
"Gak, tapi ini kebanyakan makanannya"
Mencoba kendalikan emosi, santuy dan kalem.
"Ya nanti jika kebanyakan bagikan saja ke pelanggan lain" ucap ku sok tidak peduli
"Mana mungkin ada yang mau"
"Ya coba saja"
.
10 menit kemudian makanan datang.
Dan 20 menit berikutnya makanan di depan Yumi sudah ia habiskan, padahal punyaku masih 3 piring (5 piring total isi paketnya)
"Pokoknya jika aku gendut ini salahmu" ucapnya
"Lah kamu yang makan sebanyak itu menyalahkan aku"
"Kamu yang pesan soalnya, jadi harus ku makan"
"Kamu doyan apa kelaparan sih"
"Bodo amat"
"Sabar Haruka ini ujian, ini ujian" ucap ku dalam hati
"Boleh ku makan kentang gorengnya?" Yumi bertanya
"Makan saja" balas ku
.
5 menit kemudian.
"Ini ice cream mu ku makan juga ya"
"Makan saja" balas ku
"Jus mu sini biar ku minum, kamu minum colanya saja"
Ku berikan saja.
.
"Boleh aku pesan lagi?" Yumi bertanya
"Kamu sadar diri bisa tidak sih, tidak mau gendut ya jangan makan banyak" suruh ku
"Hehe"
"Hehe hehe jika gendut menyalahkan diriku, dasar" ucap ku
Jam 2 makan siang selesai.
"Totalnya 9200 yen tuan" ucap kasirnya (Popura)
"Aku punya id pengenal Shinomiya group, katanya bisa dapat diskon apa benar?" tanya ku
"Iya benar, boleh saya lihat id anda"
Ku berikan id pengenal ku.
"Total diskon untuk anda 10% jadi total bayar sekarang jadi 8280 yen"
Ku berikan uang lalu ia mengembalikan kartu id dan uang kembalian.
"Terima kasih, telah makan di sini silahkan datang kembali" ucapnya
"Tentu" balas ku
.
Keluar dari restoran.
"Mau kemana?" Yumi bertanya
"Pulang tidur siang dulu"
"Oh begitu ya, ya sudah ayo pulang"
.
Jalan kaki menuju apartemen.
Jam 2.25 sampai.
"Kami pulang"
Tidak ada yang menyaut jadi apartemen di pastikan kosong.
Langsung rebahan di sofa ruang tamu.
"Jangan tidur dulu, di buka sofanya biar jadi kasur" (sofanya bisa alih fungsi jadi kasur)
"Kamu tidur di lantai saja" ucap ku
"Kejam" balasnya
Daripada merengek ingin pulang lagi jadi ya ku ubah sofanya jadi kasur.
"Nah begini kan enak" ucapnya
Ikut rebahan.
Tangan bergerak ke dadanya.
Plak!
"Jangan mesum di siang hari ya, tidur siang ya tidur" ucapnya
"Hehe maaf maaf" balas ku
.
.
.
Hari Jumat minggu Kedua aku dan Yumi pamit ingin kembali ke Tokyo karena aku perlu kembali bekerja.
"Ibu doakan sampai dengan selamat" ucap ibuku
"Iya, ibu dan Oono semoga sehat selalu di sini" ucap ku
"Kalian juga, Yumi chan tolong jaga Haruka ya" kata ibuku
"Tentu tante"
Ku berikan ciuman pipi kepada ibuku.
"Sampai ketemu 5 bulan dari sekarang bu" ucap ku
"Iya"
.
.
.
Naik kereta ke Sendai, lalu ke bandara dan naik pesawat ke Tokyo.
Berangkat jam 6 pagi, jam 12 siang baru sampai stasiun dekat rumah. .
Naik taksi menuju rumah dari stasiun kereta.
"Nanti aku mau tidur di rumah ku ya" ucap Yumi
"Ya tidak masalah"
.
Jam 12.20 sampai rumah masing masing.
Ku telepon Yatora.
"Halo bos jam berapa nanti?" tanyanya langsung
"Jam 3 saja ya mulainya, nanti mau di target harian atau target mingguan?" tanya ku
"Terget mingguan saja seperti biasanya"
"Ya sudah jadi 2 minggu harus masuk terus loh ya, baru minggu ke tiga libur full"
"Ya"
.
.
Tidur siang dulu sampai terbangun karena bel rumah di bunyikan berulang kali.
"Sudah jam 3 ya" ucap ku saat melihat jam
"Buruan buka oi!" Yatora berteriak
"Iya iya sebentar!" teriak ku balik
.
Yatora dan Yuka masuk.
"Kalian mulai dulu ya garapan minggu lalu, aku mau mandi dulu" ucap ku
"Oke"
.
Bra di tempat gantungan handuk, cd ada di atas wastafel.
"Astaga nih cewek teledor sekali" ucap ku (yang di maksud adalah Yumi)
Ku berkesan semua pakaian dalam itu.
Entah kotor atau bersih ku jadikan satu pokoknya.
Ringg!
"Halo Yumi chan ada apa?" tanya ku
"Sudah di mulai?" tanyanya
"Sudah, kamu datanglah" balas ku
"Baiklah"
Telepon mati.
Lanjut mandi dulu.
.
Jam 3.30 baru mulai kerja.
Mulai menggarap kerangka ceritanya untuk Next chpter dulu, 1 jam selesai baru mulai menggambar cerita minggu lalu.
Note : jadi di sini Haruka mengerjakan cerita minggu lalu, lalu ia buat cerita baru untuk garapan minggu depan, hal ini di lakukan karena kerangka ceritanya perlu di ulas editornya dulu.
.
Mengerjakan seperti biasa namun selesainya jam 2 dini hari.
Mereka menginap dan kebetulan juga jadi teman tidur sebab Yumi tidak menginap hari ini.
Satu minggu kemudian.
Hari pertama masuk sekolah pun tiba.
Sekarang sudah kelas 3 dan tambah sibuk, namun aku sih tidak menyibukkan diri dengan belajar untuk ujian masuk ataupun sejenisnya, sebab aku sudah punya tiket masuk universitas.
Jadi yang longgar makin longgar, sebab di sekolah ku jam pelajaran di sekolah di kurangi agar siswanya bisa les di luar sekolah lebih lama, biasanya pulang jam 3 jika kelas 3 jadi jam 2.
Bulan Agustus (1 bulan kemudian)
Oono mengatakan padaku bahwa novel buatannya akan mendapatkan serialisasi.
Aku turut bahagia atas keberhasilannya itu, serta katanya juga ia ikut olimpiade sains Matematika dan di nyatakan lolos seleksi sekolah.
.
September.
Olimpiade sains sudah ke nasional Oono masih lolos dan Yumi juga. (Yumi ikut lagi dengan mapel fisika juga, ia masih mengejar juara pertama) (yang sudah juara 1-3 internasional lebih baik jangan ikut, sebab ya untuk apa ikut juga)
.
Oktober pertengahan olimpiade Sains sudah sampai internasional, sekarang tempatnya ada di Tokyo.
Aku mau mendukung Yumi tapi sayangnya kerjaan ku numpuk jadi skip dulu mendukungnya, dukung lewat doa saja.
Oh dan juga Oono masih lanjut juga walaupun di Nasional ia juara Dua (juara pertama Maki)
.
.
Ku tonton lewat live streaming pengumuman juaranya.
Matematika.
1. Dari Inggris
2. Dari USA
3. Dari India
4. Maki
.
.
.
9. Oono
"Wew boleh boleh nih adik" ucap ku
.
Fisika.
1. Dari Inggris 722/750
2. Yumi 720/750
.
.
.
"Wah dia kesal tidak ya" ucap ku sambil tertawa
.
Ku ucapkan selamat lewat telepon namun balasnya ia merasa sangat kesal karena gagal juara satu lagi.
.
.
November akhir setelah semester pertama mulai pendaftaran universitas.
Aku dan Yumi mendaftarkan diri di universitas Shinomiya, aku mendaftar di Seni sementara Yumi di management.
Januari Awal pengumuman dan sudah si pastikan nama ku dan Yumi ada dan bertengger di posisi pertama.
.
April akhir acara kelulusan SMA.
Oono dan ibuku datang.
"Selamat ya" ucap ibuku lalu mencium pipi ku
"Terima kasih bu" balas ku
"Semoga kuliahnya nanti lancar" ucap Oono
"Semoga saja"
.
Berfoto bersama di depan nama sekolah untuk kenang kenangan.
Sebelum pergi ku datangi ruang guru sambil membawa buku yang isinya kenangan.
"Kirin sensei" ucap ku
"Haruka, masih belum balik?" tanyanya dengan mata masih sembab (dia menangis karena menurutnya generasi ku adalah yang paling oke dan sangat berkesan di sekolah ini)
"Sensei masih bersedih ya, ini aku mau memberikan kenangan kenangan untuk sensei, semua foto di ambil oleh ku dan teman ku, walaupun tidak seberapa mohon di terima" ucap ku
Sensei malah kembali menangis.
"Eh jangan menangis sensei" ucap ku
"Sensei manusia normal yang akan bersedih jika ada perpisahan yang berkesan, sensei terima hadiah mu ya"
"Um" balas ku lalu pergi dari ruang guru tersebut
"You my Hero" itulah judul buku kenangan yang ku berikan pada Kirin sensei.
.
.
.
Di rumah langsung di sibukan dengan persiapan pernikahan yang akan di adakan Mei tanggal 15 nanti.
Karena saking sibuknya sampai sampai ku suruh ibuku cuti dulu untuk membantu ku sebab jika tidak ku suruh pasti ibuku tidak akan membantu sebab di sana kerjanya juga sudah berat.
.
1 Mei.
Coba pakaian pengantin.
10 Mei.
Cek semua perisiapan sudah atau belum.
14 Mei, satu hari lagi menikah.
Malamnya.
Aku tidur dengan ibuku, ternyata ada adatnya dan sama juga.
"Aku grogi sepertinya bu" ucap ku karena tidak bisa tidur tidur
"Mau ibu berikan obat tidur?" tanyanya
"Gak, aku cuma agak khawatir saja dengan acara besok" ucap ku
"Apanya yang di khawatirkan, kamu akan jadi mempelai dan Yumi jadi pengantin, kamu sodok buat anak pun ibu tidak akan protes nantinya"
"Keluar lagi ke loss an ibuku" pikir ku
"Kami masih terlalu dini untuk punya anak bu" ucap ku
"Terlalu dini apanya, Yumi sudah menginjak 17 tahun, lingkar pinggangnya juga besar, rahim sehat jadi tidak masalah dan jangan menunda nunda kehamilan"
"Tapi kan Yumi masih harus kuliah juga" ucap ku
"Tidak masalah, ia bisa cuti selama 1 tahun"
"Huhh itu pikir nanti saja, btw ibu kenapa kamu harus berpakaian seksi seperti itu!" ucap ku yang sedari tadi risih melihatnya
"Ini sejuk di pakai, dan terima kasih kamu bilang ibu seksi hahaha"
"Ibu tidak tau malu lah"
"Loh kenapa begitu, kamu tidur telanjang pun ibu tidak mempermasalahkan"
"Dih, ibu tidak takut aku menyerang mu?"
"Ya takut lah, secara postur saja kamu lebih besar dari ibu, jadi jika kamu menyerang ibu tidak bisa melawan, tapi masa kamu doyan yang seperti tante tante begini hahaha"
"Umur ibu kan baru 38?"
"39 tepatnya"
"Itu masih muda untuk seumur ibu dari anak yang usianya 17 tahun"
"Kamu pintar sekali membandingkannya, duh duh"
"Ibu mendekatlah, peluklah aku" ucap ku
Ibu memeluk ku, sambil ia mengelus rambut ku aku perlahan tertidur.
.
.
Besoknya jam 5 pagi aku sudah bangun, mandi lalu langsung persiapan, begitu juga Ibu dan Oono.
Semua kerabat ku pun juga datang.
Jam 7 berangkat ke lokasi bersama dengan keluarganya Yumi.
Jam 8.30 semua riasan telah oke tinggal menikah.
Dengan gaun putihnya, aku seperti melihat bidadari.
"Kamu pasti terpesona oleh penampilan ku ya" ucap Yumi padaku
"Kamu tampak sangat cantik hari ini" ucap ku
Muka Yumi langsung memerah.
"Jangan puji pujian terus, ayo segera ke altar pernikahan" ucap Ayahnya yumi
"Baik om" balas ku
"Jangan panggil om lagi dong, panggil ayah pun tidak masalah" balasnya
.
.
.
Ibu mengandung ku hingga ke altar, lalu Yumi datang di temani ibu dan ayahnya.
Sampai depan altar aku mendekat dan meraih tangannya Yumi sebagai tanda bahwa aku telah menerima tanggung jawab mengurus dan menjaga Yumi.
.
.
.
Mengikat janji suci...
.
.
.
Akan menjaga ketika susah dan senang..
.
.
.
Akan selalu ada dikala susah ataupun senang.
.
.
.
Ku cium dahinya Yumi.
Lalu bibirnya.
.
.
"Huaaaa kapan giliran ku nikah!!" ucap kakaknya Yumi bahagia atas pernikahan adiknya itu
.
.
.
.
Skip 1 bulan kemudian.
Sekarang aku dan Yumi tinggal di apartemen tunjangan pekerjaan ku di Miyagi.
Aku dapat dua apartment, satu ku gunakan untuk tinggal bersama Yumi, satunya ku gunakan untuk bekerja sebagai mangaka.
Juni 15, Jam 8 pagi (masih libur sampai 1 September nanti)
"By, kapan beli rumahnya?" Yumi bertanya
"Sabar saja dulu, kita manfaatkan dulu apartemen ini, jika kita sudah punya anak, kita baru pindah"
"Tapi aku sudah hamil loh ini" ucapnya yang sangat membuat ku terkejut.
"Siapa yang hamil?" tanya ku
"Aku lah"
"Siapa bapaknya?"
"Ya kamu lah"
"Huh sejak kapan?"
"Tadi pagi saat pipis ku cek, ada garis dua lihat ini" ucapnya lalu menunjukan Test pack
Ku peluk langsung Yuminya, walaupun aku tidak terlalu mengharap bayi dalam waktu dekat ini namun jika di beri ya sudah aku tetap menerimanya.
"Aku akan jadi papa muda!" teriak ku
.
.
Langsung ku ajak Yumi ke dokter kandung untuk cek lebih lanjut.
"Selamat pak, istri anda memang benar hamil" ucap dokternya
"Wow beneran hamil" ucap ku
Langsung ku kabarkan ke ibuku dan orang tuanya Yumi.
Mereka pun ikut turut bahagia, bahkan ibuku sampai datang ke apartemen ku (jaraknya cuma 1 lantai soalnya)
.
Malamnya.
"Nanti kamu cuti di semester kedua saja Yumi chan" saran dari ibuku
"Iya bu saya juga sudah memikirkan itu kok" balas Yumi
"Haruka, Yumi termasuk ibu muda, jadi tolong bantu dia dan jangan sampai ia kelelahan berlebih, mungkin nantinya akan ada reaksi mual sampai akhir trimester pertama, jika hal itu terjadi kamu bilang ke ibu saja" ucap ibuku
"Baik bu"
.
Ngobrol lama, bahkan sampai menyebar soal waktu ibu mengandung ku.
Itu hal memalukan!!
.
.
Jam 10 malam ku suruh ibuku dan Oono pulang ke apartemennya sendiri.
.
.
Tinggal berdua saja dengan Yumi.
"Aku mau coklat hangat tolong buatan sayang" Yumi menyuruh ku
"Tidak, ini sudah malam, tidur saja" balas ku
"Ya sudah air mineral saja"
"Ambil sendiri kan bisa" ucap ku
"Huuu pelit"
Yumi jalan sendiri ke dapur.
.
Di kamar mandi.
Gosok gigi dan kumur kumur.
"By, menurut mu bayinya nanti laki laki atau perempuan?" tanyanya
"Em mungkin perempuan, gaya bicara mu yang manja menjadi faktor utamanya" balas ku
"Itu hanya mitos"
"Ya Mitos tapi 70% terjadi"
"Namun nih ya, aku rasanya akan jadi anak laki laki"
"Ya ya ya, sudah buruan sikat giginya, buruan tidur" ucap ku
"Hhm"
.
Di kamar.
"Aku rasanya mau makan takoyaki" ucap Yumi
Aku pura pura tidak peduli karena sudah malam.
"Hey Haruka kun, belikan dong" ucap Yumi sambil menggoyangan bahuku
Aku tetap pura pura tidur
"Bangunlah" ucapnya
"Ya sudah aku beli sendiri saja" kata Yumi
"Kheeee, kamu ini memanfaatkan keadaan ya, baru di bilang ibu ku soal ngidam itu normal dan sekarang langsung ngidam" ucap ku
"Ya itu normal" balasnya
"Hmmm, ya sudah akan ku belikan kamu tunggu di rumah" ucap ku
"Nah itu baru suami ku, hati hati di jalan"
..
Ambil jaket lalu ke parkiran apartemen untuk naik mobil sebab jaraknya lumayan jauh.
15 menit mungkin perjalanannya, tokonya dekat dengan SMA Karasuno.
.
Sampai lokasi.
"Duh sudah tutup tempatnya" ucap ku sangat kesal
Mau di gedor pintunya atau ke 711 saja ya.
Ku telepon Yumi dulu.
"Takoyaki di tempat biasanya sudah tutup, ku belikan takoyaki instan di 711 mau tidak?" tanya ku
"Gak mau, rasanya kurang enak" balasnya
"Ya mau bagaimana, masa harus ku gedor pintu tokonya untuk membangunkan pemiliknya"
"Ya terserah" ucapnya lalu telepon di matikan
Pergi ke 711, beli Takoyaki instan 2 pack(per pack isi 6), beli saus bbq dan mayo serta beli katsuoboshi.
.
Pulang ke rumah, panasi takoyakinya, lalu mix saus dengan mayo dan tambah sedikit kecap dan penyedap rasa.
Ting!
Ku keluarkan Takoyakinya dan ku tata di piring, taruh sausnya di piring kecil lalu taburkan Katsuoboshinya di atas Takoyaki.
.
Masuk kamar.
"Ini Takoyakinya" ucap ku
"Ini bukan seperti yang di toko biasanya" ucap Yumi
"Ini Takoyaki instan, tapi ku tingkatkan rasanya, coba saja dulu" ucap ku
"Gak mau ah, ini ambil saja" ucap Yumi
"Ya sudah ku makan sendiri saja" ucap ku
Makan sambil nonton ponsel, aku sih mas bodoh jika Yumi tidak mau, soalnya ya tidak mungkin juga ku bangunkan pemilik kedainya.
"Lumayan juga rasa sausnya" ucap ku mengomentari racikan ku sendiri
Yumi melirik ku yang sedang makan.
"Berikan Takoyakinya, di beli untuk ku tapi kamu yang habiskan" kata Yumi lalu merebut piring yang di atasnya masih sisa 4 Takoyaki.
"Ya katanya kamu tidak mau, daripada ku buang ya ku makan sendiri"
"Huu"
.
Takoyaki habis dalam sekejap.
"Ini enak, apa sausnya masih?" Yumi bertanya
"Sudah habis, tapi jika mau bisa ku racik sendiri, tapi Takoyakinya sudah habis loh"
"Yahh kamu sih" ucapnya jadi menyalahkan ku
"Aku kenapa?"
"Kamu makan Takoyakinya terlalu banyak"
"Ya besok beli lagi kan bisa, yang penting rasa inginnya hilang dulu"
"Ya benar sih, tapi ini masih kurang"
"Sudah tidur saja, besok ku buatkan yang lebih enak"
"Tapi..."
"Gak tapi tapian, ini sudah jam 12.30 malam"
Yumi menurut dan ikut tidur (ia ku peluk)
Note : author jadi iri
.
16 Juni jam 6 pagi.
Yumi bangun duluan seperti biasa dan langsung ke dapur untuk membuat sarapan.
Jam 6.30 aku bangun.
"Pagi, kamu masak apa?" tanya ku
"Pagi, aku masak sup miso, dan goreng ikan tuna"
"Itu jemuran sudah kamu taruh luar?" tanya ku
"Belum"
Aku jalan ke balkon sambil membawa jemuran.
Jemur pakian seperti kaos dan celana, untuk pakaian dalam ku keringkan sendiri sebab tidak sopan jika menjemur pakian dalam di balkon.
Ring!!
"Halo ada apa?" tanya ku
"Begini bos, hari ini aku dan Yuka ada acara di universitas, pengumpulan berkas dan kurasa itu agak lama, jadi bolehkah kita undur saja jam masuk kerjanya" ucap Yatora
"Mau di undur jam berapa?"
"Jam 1 Siang bagaimana?" tanyanya
"Ya tidak masalah" balas ku
"Sip anda memang bos yang sangat pengertian"
Langsung ku matikan teleponnya, aku takut Yatora ada udang di balik batu.
.
Kembali masuk ke dalam.
Masakan sudah siap di meja dan tinggal di makan.
.
"Ini hambar, kamu tidak masukan garam dan penyedap rasa kah?" tanya ku setelah menyeruput kuah misonya
Yumi tidak percaya dan mencobanya.
"Hambar" ucapnya
"Hmm, buruan kasih garam dan penyedap rasa, sudah 3 kali kejadian seperti ini loh"
"Ya maaf, namanya juga lupa" kata Yumi
.
Jam 8 mulai kerja sendiri, membuat novel, yang terbit sudah 12 Volume dan sekarang aku membuat volume ke 54, ya masa bodoh sih jika nantinya novel ku tidak laku, yang penting tetap membuat dulu jikalau nantinya novel ku redup peminat, baru ku berikan gentakan revisi.
.
Satu jam satu chapter, ini terbilang sangat cepat dan risiko revisi tinggi, tapi uniknya aku sangat jarang mendapatkan revisi, paling revisi hanya mengganti nama tokoh yang sekiranya lebih cocok, soal alur dan penulisan Pak Ume tidak pernah memberikan revisi.
.
.
Jam 1 aku pergi ke apartemen tempat ku bekerja.
Yatora dan Yuka sudah di lokasi.
Note : mereka sekarang tinggal di apartemen yang sama, bukan di asrama mahasiswa tapi di apartemen sewaan milik Nasa.
.
.
"Kenapa tidak masuk?" tanya ku
"Kami lupa bawa kartu" kata Yuka
"Oh"
Ku gesek kartu lalu pintu terbuka.
Note : Lock system by card.
.
Kami masuk.
"Katanya Yumi san sudah hamil apa benar?" Yatora bertanya
"Iya, kata dokter perkiraan sudah 3 minggu" balas ku
"Wih kamu akan jadi papa muda dong" ucap Yuka
"Ya iya lah, masa papa tua, btw kapan kalian akan pacaran?" tanya ku
"Gak mungkin, aku gak suka terong terongan anjeng!" teriak Yatora
"Mungkin nantinya aku akan mengubah penampilan ku ketika masuk kuliah" ucap Yuka
"Jadi laki laki!" teriak kami berdua
"Tidak, aku akan menggunakan gaun setiap kuliah" balasnya
"Yehhh, dasar transgender!" ucap ku
"Kamu tidak terima huh!"
"Ya sebenarnya tidak masalah juga sih buat ku jika kamu tidak mengganggu hidup ku" balas ku
"Nah, ini hidup ku ya sudah aku yang menentukan, urusan kalian terima atau tidak pasti ada alasannya, begitu juga aku yang melakukan pasti ada alasannya juga, asal kita tidak saling menyinggung ya sudah itu tidak masalah" ucap Yuka
"Bagiku sebenarnya tatap masalah, kamu bisa jadi laki laki keren kenapa pilih jadi ratu feminim" ucap ku
"Semua ada alasannya"
"Ya tau ada alasannya tapi apa kamu tidak punya alasan untuk kembali ke kehidupan yang normal, apa kamu tidak ingin nantinya berkeluarga di urus istri, lalu ada suara anak anak yang menyebut mu papa dan ingin di manja oleh mu" ucap ku
"Hentikan itu, kamu membuat ku merasa jalan ku ini sangat menyedihkan"
"Ya memang menyedihkan tolol" ucap Yatora menghina
"Bukan menyedihkan tapi jalan mu itu tidak menyenangkan bagiku, apa kamu tidak pernah coli?" tanya ku
"Mana mungkin, dia itu kaum penikmat di tusbol" ucap Yatora
"Jingan, ya pernah lah" ucap Yuka
"Nah jika prnah coli harusnya tau nikmatnya junior mu di mainkan, dengan tangan saja bisa keluar apalagi dengan tubuh wanita" ucap ku
"Kamu sesat jangan katakan hal mesum lagi!" teriak Yuka
"Hahaha, ya sudah lah sekarang mari mulai kerja saja, btw aku tadi sudah mencicil gambaran, kalian kerja dulu sementara aku mau pergi cari makan untuk Yumi chan"
"Loh memangnya dia tidak datang bekerja?" Yuka bertanya
"Gak, dia ku liburkan sehari dulu, dah kalian kerja saja duluan, daftar rincian ceritanya sudah ku share di wa kalian"
.
.
.
Pergi ke Wagnaria.
"Meja untuk satu orang?" Sora bertanya (Sora adalah heroin di anime papa no iukoto)
"Tidak, aku mau pesan untuk di bawa pulang" ucap ku
"Oh, jika begitu silahkan langsung ke kasir saja"
"Oke"
.
.
Ku pesan menu paket sehat dua dan menu spesial minggu ini yaitu crepe ice cream.
Total : ¥6540
.
Pulang ke apartemen.
"Nih makan untuk makan siang" ucap ku pada Yumi yang sedang rebahan di sofa
"Aku gak mood makan"
"Jangan begitu, nanti kamu bisa mengurangi nutrisi yang masuk ke janin loh"
"Tapi jika aku makan sesuatu rasanya aku mau muntah, gak bisa di telan"
"Huh baiklah kamu mau makan buah apa?" tanya ku
"Gak mood makan"
"Sebut saja buah yang sekiranya enak di mulut mu"
"Nanas"
"Jangan nanas juga, nanti kamu keguguran"
"Strawberry jika begitu"
"Baiklah tunggu sebentar akan ku buatkan sesuatu dengan menu strawberry"
.
Pergi ke dapur.
Ambil tepung terigu masukan ekstra strawberry liquid, air, gula, dan penyedap roti.
Aduk hingga adonan jadi cair.
Ambil alat pembuat Waffle.
Tuangkan adonan sedikit, sembari menunggu matang, mix strawberry dengan susu low fat, tambahkan kacang almond.
.
Susun Waffle yang sudah matang di piring, tambahkan potongan strawberry dan tuangkan selai strawberry.
.
"Ini coba makan" suruh ku sambil menyerahkan masakan simpel tadi
"Kelihatannya enak" ucapnya
"Makan saja dulu, aku mau segera kembali ke apartemen kerja ini, jika tidak cocok juga biar ku belikan menu makanan lain" ucap ku
Yumi mencobanya.
"Manis dan lembut, ini sudah oke kamu boleh kembali bekerja kok" ucapnya
"Senang mendengarnya, ya sudah kamu baik baik di sini, aku mau berangkat dulu"
"Umm" balasnya dengan mulut penuh Waffle
Cuph..
Ku cium pipinya.
"Bye" ucap ku
"Buyee"
Next!!!